REPUBLIKA.CO.ID, OVIEDO -- Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell pada Senin (22/8/2022) menentang larangan lengkap Uni Eropa atas visa turis Rusia.

“Melarang semua orang Rusia memasuki Uni Eropa dengan alasan apa pun bukanlah ide yang baik. Kita harus lebih selektif,” kata Josep Borrell dalam diskusi tentang geopolitik di Universitas Internasional Menendez Pelayo di Madrid, Spanyol.

Dia mengakui bahwa Uni Eropa terlalu terbuka dengan "oligarki" di masa lalu, terutama dengan memberi mereka "paspor emas" atau visa dengan imbalan investasi.

“Kita perlu melarang kolaborator dengan rezim Putin di Uni Eropa. Tetapi ada banyak orang Rusia yang ingin meninggalkan negara mereka karena mereka tidak ingin tinggal di Rusia yang dimiliki Putin,” ujar dia.

Borrell, mantan menteri luar negeri Spanyol, memperkirakan sekitar 300 ribu orang Rusia telah bermigrasi karena perang di Ukraina. Borrell menambahkan bahwa larangan visa turis sangat memecah belah dan mengkritik para pemimpin UE karena membawanya ke debat publik sebelum membahasnya secara tertutup.

Dalam beberapa pekan terakhir, pejabat dari negara-negara termasuk Estonia, Finlandia, Latvia, Denmark, Norwegia, Polandia, dan Lithuania (yang paling dekat dengan perbatasan Rusia) mendukung gagasan larangan visa turis di seluruh Uni Eropa untuk semua orang Rusia. Estonia telah berhenti mengeluarkan visa Schengen ke Rusia.

Sementara itu, Jerman dan negara-negara lain termasuk Yunani mengatakan mereka menentang kebijakan tersebut, yang juga didukung oleh Kyiv. Para menteri luar negeri Uni Eropa diperkirakan akan membahas larangan visa turis pada pertemuan di Praha pada akhir Agustus.

Ikuti Whatsapp Channel Republika