REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, negaranya akan terus mendukung perjuangan Palestina. Hal itu disampaikan karena kini Turki sudah memulihkan hubungan diplomatik dengan Israel.
"Langkah-langkah yang diambil dalam hubungan kami dengan Israel sama sekali tidak akan mengurangi dukungan kami untuk perjuangan Palestina," kata Erdogan saat menerima kunjungan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Selasa (23/8/2022).
Erdogan mengklaim, Palestina mendukung keputusan Turki memulihkan relasi diplomatik dengan Israel. “Saudara-saudara Palestina kami juga menyatakan bahwa langkah-langkah ini (pemulihan hubungan dengan Israel) akan berkontribusi pada solusi untuk masalah Palestina dan memperbaiki situasi rakyat Palestina,” ucapnya.
Turki telah memulihkan hubungan diplomatiknya dengan Israel pekan lalu. Dalam percakapan via telepon pada Rabu (17/8/2022), Erdogan dan Perdana Menteri Israel Yair Lapid saling mengucapkan terima kasih atas pemulihan relasi diplomatik skala penuh antara kedua negara. Lapid menilai, hal itu akan menghasilkan banyak prestasi, terutama di bidang perdagangan dan pariwisata.
“Ini akan tercermin dalam dimulainya kembali penerbangan Israel ke Turki dan pertemuan Komisi Ekonomi Gabungan di Israel pada September mendatang,” kata kantor perdana menteri Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Ynet News.
Erdogan dan Lapid pun sama-sama menekankan tentang pentingnya hubungan Israel-Turki untuk menjaga stabilitas regional. Presiden Israel Isaac Herzog turut menyambut pemulihan hubungan diplomatik dengan Turki. “Saya memuji pembaruan hubungan diplomatik penuh dengan Turki, perkembangan penting yang telah kami pimpin selama setahun terakhir, yang akan mendorong hubungan ekonomi yang lebih besar, pariwisata bersama, serta persahabatan antara masyarakat Israel dan Turki," tulis Herzog lewat akun Twitter resminya.
Pada awal Maret lalu, Erdogan menyampaikan, dia ingin menghidupkan kembali dialog politik dengan Israel. Hal itu diumumkan saat Isaac Herzog melakukan kunjungan bersejarah ke Turki pada 9 Maret lalu.
"Tujuan bersama kami dengan Israel adalah untuk menghidupkan kembali dialog politik antara negara kami berdasarkan kepentingan bersama, menghormati kepekaan timbal balik," kata Erdogan dalam konferensi pers bersama Herzog, dikutip Anadolu Agency.
Erdogan mengungkapkan, kunjungan Herzog ke Turki menjadi titik balik baru dalam hubungan bilateral Ankara dan Tel Aviv. Menurut dia, penguatan relasi dengan Israel penting bagi stabilitas serta perdamaian regional. Oleh sebab itu, Erdogan menekankan kepada Herzog tentang pentingnya mereduksi ketegangan di kawasan, termasuk menjaga visi solusi dua negara terkait konflik dengan Palestina.
Hubungan Turki dan Israel membeku setelah peristiwa penyerangan kapal Mavi Marmara pada Mei 2010. Mavi Marmara adalah satu dari enam kapal yang bertolak dari Turki untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Sebanyak 10 warga sipil Turki tewas dalam aksi penyerangan Israel ke kapal tersebut.