REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Komisi Eropa mengatakan mereka memprediksi penurunan hasil panen sekitar 15 persen lebih rendah rata-rata dari gandum, jagung, dan kedelai. Pasalnya, Eropa kini mengalami kekeringan terburuk dalam 500 tahun terakhir.
"Kekeringan saat ini tampaknya masih menjadi yang terburuk sejak setidaknya 500 tahun," kata Riset Gabungan Komisi Eropa dalam laporan terbarunya.
Menurut penelitian tersebut, defisit curah hujan yang parah mempengaruhi pertanian dan meningkatkan risiko kebakaran hutan yang menciptakan “situasi yang mengkhawatirkan”. Sebanyak 64 persen wilayah UE mendapatkan peringatan atau siaga.
Vegetasi dan tanaman menunjukkan efek negatif dari kekeringan di 17 persen dari wilayah Uni Eropa, sementara kelembaban tanah defisit di 47 persen dari wilayah blok itu.
Komisi Uni Eropa memperkirakan hasil jagung, kedelai, dan bunga matahari masing-masing 16 persen, 15 persen, dan 12 persen lebih sedikit dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun karena kekeringan yang berkepanjangan.
Kurangnya curah hujan juga mempengaruhi hampir semua sungai di seluruh Eropa, menyebabkan kesulitan di sektor energi dan transportasi, menurut laporan itu.