Jumat 26 Aug 2022 10:27 WIB

Korut Bantah Kemunculan Kembali Covid-19 di Perbatasan China 

Semua pasien demam di Provinsi Ryanggang, Korut, adalah pasien flu.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Dalam foto yang diterbitkan pada 28 Juni 2022 oleh pemerintah Korea Utara, karyawan Korea Utara mendisinfeksi fasilitas di toko bawah tanah di Pyongyang, Korea Utara. Korea Utara pada Kamis, 25 Agustus 2022, menemukan empat kasus demam baru di wilayah perbatasannya dengan China yang mungkin disebabkan oleh infeksi virus corona, dua minggu setelah pemimpin Kim Jong Un mengumumkan kemenangan yang diperdebatkan secara luas atas COVID-19.
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service
Dalam foto yang diterbitkan pada 28 Juni 2022 oleh pemerintah Korea Utara, karyawan Korea Utara mendisinfeksi fasilitas di toko bawah tanah di Pyongyang, Korea Utara. Korea Utara pada Kamis, 25 Agustus 2022, menemukan empat kasus demam baru di wilayah perbatasannya dengan China yang mungkin disebabkan oleh infeksi virus corona, dua minggu setelah pemimpin Kim Jong Un mengumumkan kemenangan yang diperdebatkan secara luas atas COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara mengatakan pada Jumat (26/8/2022), telah mengkonfirmasi kasus demam yang tidak diketahui yang dilaporkan di dekat perbatasannya dengan China adalah pasien flu. Sehari sebelumnya, negara itu mengatakan, telah mengunci daerah itu dan memobilisasi tim medis setelah empat kasus demam dilaporkan dari Provinsi Ryanggang.

"Terungkap bahwa semua pasien demam di Provinsi Ryanggang adalah pasien flu," kata kantor berita resmi pemerintah Korea Utara KCNA.

Baca Juga

Laporan KCNA mengatakan, para ahli melakukan pengamatan gejala klinis, penyelidikan hubungan epidemiologi, dan tes asam nukleat. Pyongyang tidak pernah mengkonfirmasi berapa banyak orang yang tertular Covid-19, tampaknya negara ini tidak memiliki sarana untuk melakukan pengujian secara luas. Sebaliknya, dilaporkan jumlah harian pasien demam yang berjumlah sekitar 4,77 juta dan mengatakan belum ada kasus baru sejak 29 Juli.

Dalam laporan terpisah, KCNA melakukan wawancara media pemerintah Rusia dengan Duta Besar Rusia untuk Korea Utara Alexandr Matsegora. Dia merinci situasi Covid-19 di negara yang mengisolasi diri itu.

Matsegora mengatakan, telah mengangkat kemungkinan bahwa virus itu berasal dari China, daripada melalui selebaran anti-Utara yang diterbangkan dari Korea Selatan seperti diklaim pemerintahan. Namun, pihak Korea Utara menolak pandangan itu, dengan menyajikan data yang menunjukkan wilayah utara yang berbatasan dengan China jauh lebih sedikit terkena wabah daripada wilayah selatan, tanpa memberikan angka.

Reuters tidak dapat memverifikasi pernyataan Korea Utara atau Matsegora. Sebagian besar kedutaan asing dan lembaga internasional telah meninggalkan negara itu karena pandemi.

Kementerian Unifikasi Seoul yang menangani hubungan lintas batas telah membantah klaim Korea Utara sebagai tidak berdasar. Seoul mengatakan pada Jumat, kebangkitan Covid-19 tidak dapat dikesampingkan di Pyongyang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement