REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Taliban telah menuduh Pakistan mengizinkan Amerika Serikat (AS) menggunakan wilayah udaranya untuk mengakses Afghanistan. Hal itu terkait operasi AS saat mengerahkan pesawat nirawak (drone) untuk membunuh pemimpin al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri.
“Menurut informasi kami, drone masuk melalui Pakistan ke Afghanistan. Mereka (drone-drone AS) menggunakan wilayah udara Pakistan. Kami meminta Pakistan, jangan gunakan wilayah udara Anda untuk melawan kami,” kata Plt Menteri Pertahanan Taliban Mullah Mohammad Yaqoob dalam sebuah konferensi pers di Kabul, Ahad (28/8/2022).
Kementerian Luar Negeri Pakistan tidak segera menanggapi permintaan komentar. Namun sebelumnya Islamabad telah membantah terlibat atau mengetahui detail operasi drone AS yang bertujuan membunuh Ayman al-Zawahiri.
Pada 31 Juli lalu, AS melancarkan operasi pembunuhan terhadap Ayman al-Zawahiri di Kabul, Afghanistan. Selama bertahun-tahu keberadaannya tak diketahui dan intelijen AS terus berusaha melacaknya. Al-Zawahiri adalah tokoh yang turut menjadi otak dalam serangan menara World Trade Center di New York pada 9 September 2001.
Dalam operasinya, AS memanfaatkan pesawat nirawak (drone) untuk meluncurkan dua rudal Hellfire. Serangan itu seketika membunuh al-Zawahiri. Menurut sejumlah pejabat di Washington, AS dengan sengaja tidak turut menargetkan anggota keluarga al-Zawahiri.
Taliban yang kini menguasai Afghanistan mengecam serangan drone AS tersebut. Mereka menilai, tindakan Washington telah melanggar kedaulatan Afghanistan. Meski mengonfirmasi serangan drone AS, Taliban mengklaim belum menemukan jasad al-Zawahiri.