REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell mengatakan pada Ahad (29/8/2022), pertemuan para menteri luar negeri UE akhir pekan ini diprediksi tidak akan menghasilkan suara bulat mendukung larangan visa bagi semua warga Rusia. Padahal keputusan bersama diperlukan dalam memberlakukan larangan tersebut.
"Saya tidak berpikir bahwa untuk memutuskan hubungan dengan penduduk sipil Rusia akan membantu dan saya tidak berpikir bahwa ide ini akan memiliki kebulatan suara yang diperlukan," ujar pemimpin pertemuan para menteri luar negeri UE itu kepada ORF TV Austria.
Menurut Borrell, anggota UE harus meninjau beberapa cara untuk menekankan oligarki. "Kita harus lebih selektif. Namun saya tidak mendukung penghentian pengiriman visa ke semua warga Rusia," ujarnya.
Para menteri luar negeri UE perlu mencapai kesepakatan bulat untuk menerapkan larangan yang akan menjadi tindakan terbaru untuk menghukum Rusia atas invasinya ke Ukraina. Sebaliknya, mereka diharapkan untuk kembali menangguhkan perjanjian fasilitasi visa dengan Moskow ketika bertemu di Praha pada Selasa (30/8/2022).
Langkah itu akan membuat perjalanan warga Rusia jauh lebih sulit dan mahal. Seorang pejabat senior UE yang terlibat dalam pembicaraan mengatakan kepada Financial Times, bahwa tidak pantas bagi turis Rusia untuk berjalan-jalan di kota-kota anggota UE.
“Kami harus mengirim sinyal kepada penduduk Rusia bahwa perang ini tidak baik, itu tidak dapat diterima,” kata pejabat itu dikutip dari Aljazirah.