REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto-Zardari mengatakan dampak ekonomi banjir masih diasesmen, tapi diperkirakan sekitar 4 miliar dolar AS. Mengingat dampaknya pada infrastruktur dan mata pencaharian masyarakat, menurutnya, angka sebenarnya jauh lebih tinggi.
Bank sentral Pakistan sudah menandai curah hujan yang tembus rekor tahun ini sebagai ancaman ekonomi karena dampaknya pada pertanian. Bhutto-Zardari mengatakan pekan ini negaranya akan meminta bantuan pada negara anggota PBB untuk berkontribusi.
Ia mengatakan Pakistan perlu mencari bagaimana mengatasi dampak jangka panjang perubahan iklim.
"Dalam tahapan berikutnya, ketika kami melihat rehabilitas dan rekonstruksi, kami akan tidak hanya akan berbicara dengan IMF (Dana Moneter Internasiona), tapi juga Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia," kata Bhutto-Zardari dalam wawancara dengan kantor berita Reuters, Senin (28/8/2022).
Bhutto-Zardari mengatakan setelah mengatasi bencana banjir tahun ini. Pakistan harus mencari cara bagaimana membangun infrastruktur yang lebih tahan baik banjir maupuan kekeringan. Serta perubahan besar yang dihadapi sektor pertanian.
"Terlepas dari kenyataan kontribusi Pakistan pada jejak karbon sangat kecil, kami hancur oleh bencana iklim lagi dan lagi, dan tetapi kami harus beradaptasi dengan sumber daya kami yang terbatas, kami bisa untuk hidup dalam lingkungan baru ini," katanya.