Selasa 30 Aug 2022 00:10 WIB

Hadapi Krisis Keuangan, Sri Lanka akan Pangkas Anggaran Belanja, Termasuk Bujet Pertahanan

Sri Lanka alami krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan pada tahun 1948.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe tengah dalam diskusi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) tentang paket bailout.
Foto:

Menurut dia, target pengeluaran dan pendapatan akan sulit dicapai mengingat ekonomi yang mendingin dan tuntutan kesejahteraan. Negara kepulauan itu melewatkan pembayaran bunga yang jatuh tempo pada 3 Juni, 28 Juni, dan 18 Juli, dan pembayaran pokok jatuh tempo pada 25 Juli, menurut lembaga pemeringkat S&P Global.

Tim IMF yang tiba di negara itu pekan lalu mengakhiri kunjungannya pada Rabu (24/8/2022) lalu. Pejabat Sri Lanka mengatakan mereka berharap untuk memiliki kesepakatan tingkat staf guna memajukan pembicaraan untuk pinjaman darurat sekitar 3 miliar dolar AS.

Tim IMF juga telah membahas restrukturisasi utang Sri Lanka sekitar 29 miliar dolar AS. Adapun 1 dolar AS senilai 355 ribu rupee Sri Lanka (setara dengan Rp 14.800).

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement