REPUBLIKA.CO.ID, TIRANA -- Kepolisian Albania menangkap buronan Turki yang merupakan pendiri alat tukar kripto Thodex. Ia juga diinginkan Interpol atas penipuan kripto dan menjadi buronan sejak tahun lalu.
Media Albania dan Turki mengidentifikasinya sebagai Faruk Fatih Ozer. Kementerian Dalam Negeri Turki mengatakan pihak berwenang telah memproses ekstradisinya.
Polisi hanya menyebut inisial F.O dan mengatakan pria berusia 28 tahun itu ditangkap di area resort Himare bersama dua orang warga Albania yang membantunya. Kode operasi penangkapnya "Brain."
"Setelah mencari di beberapa daerah di negeri ini, berdasarkan informasi yang diterima rute operasi tentang lokasi orang yang sangat diinginkan pihak keadilan Turki, Operasi 'Brain' terorganisir dan berakhir," kata polisi dalam pernyataannya, Selasa (30/8/2022).
"Sebagai bagian dari operasi ini, warga Turki F.O, 28 tahun, ditangkap dan ditahan," katanya.
Baca juga : Popularitas Memudar, Perdagangan NFT Anjlok 99 Persen ke Angka Terendah
Dalam pernyataan polisi mengatakan mereka menyita laptop, telepon genggam, dan kartu bank. Thodex menangani perdagangan kripto senilai miliaran dolar AS setiap harinya ketika pihak berwenang Turki menggerebek tahun lalu dan menangkap enam tersangka. Termasuk petinggi perusahaan dan saudara dan saudari Ozer yang kini sudah dipenjara.
Atas permintaan Turki, Interpol mengeluarkan notifikasi pencarian yang disebut red notice bagi Ozer yang dikabarkan melarikan diri ke Albania sebelum masalah di perusahaannya muncul ketika perusahaan itu menutup situs mereka.
Sebelumnya pengacara Thodex Sevgi Erarslan mengatakan kerusakan dalam pertukaran disebabkan serangan peretas dan tingginya volatilitas sejumlah mata uang kripto. Ia mengatakan dugaan penipuan tidak realistis.
Baca juga : IHSG Dibuka Turun, Eits, Saham-Saham Ini Masih Berpotensi Bullish Loh!
Erarslan juga mengatakan perusahaan itu mengganti kerugian lebih dari 800 orang yang kehilangan uangnya dalam kerusakan pertukaran. Pihak berwenang Turki melarang aset kripto digunakan untuk pembayaran.
Sementara sejumlah alat tukar kripto lainnya di Turki sedang diselidiki atas dugaan penipuan. Terdapat ledakan penggunaan mata uang digital di Turki selama melonjaknya inflasi dan melemahnya mata uang lira.