Kamis 01 Sep 2022 10:21 WIB

Azerbaijan dan Armenia Sepakat Percepat Perjanjian Damai

Azerbaijan dan Armenia memajukan perjanjian damai yang mengatur hubungan antar negara

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
 Orang-orang Armenia menghadiri pawai untuk mengenang para pahlawan yang tewas dalam perang di wilayah Nagorno-Karabakh, di Yerevan, Armenia, Sabtu, 19 Desember 2020. Baik penentang maupun pendukung perdana menteri Armenia berkumpul pada hari Sabtu ketika negara memberikan penghormatan kepada ribuan orang tewas dalam pertempuran dengan Azerbaijan memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh.
Foto: AP Photo/Tigran Mehrabyan
Orang-orang Armenia menghadiri pawai untuk mengenang para pahlawan yang tewas dalam perang di wilayah Nagorno-Karabakh, di Yerevan, Armenia, Sabtu, 19 Desember 2020. Baik penentang maupun pendukung perdana menteri Armenia berkumpul pada hari Sabtu ketika negara memberikan penghormatan kepada ribuan orang tewas dalam pertempuran dengan Azerbaijan memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL - Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengumumkan bahwa para pemimpin Azerbaijan dan Armenia sepakat untuk mempercepat kerja perjanjian damai. Hal ini disepakati setelah negosiasi mereka di Brussels yang dipimpinnya pada Rabu (31/8/2022) waktu setempat.

Michel menjamu Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan di ibu kota Uni Eropa. Ini merupakan bagian dari inisiatif diplomatik blok itu untuk memastikan perdamaian di Kaukasus Selatan dan menormalkan hubungan antar negara.

"Saya berterima kasih kepada kedua pemimpin atas pertukaran terbuka dan produktif dan beberapa langkah telah diambil untuk meneruskan kesepakatan yang dicapai selama pertemuan terakhir kami pada bulan April," kata Michel seperti dikutip laman Anadolu Agency, Kamis (1/9/2022).

Dia menekankan bahwa penting untuk mempersiapkan opini publik di kedua belah pihak untuk perdamaian jangka panjang yang berkelanjutan. Pihaknya meyakinkan negara-negara bahwa UE siap untuk meningkatkan dukungannya untuk mencapai tujuan ini.

"Para pemimpin sepakat untuk meningkatkan pekerjaan substantif untuk memajukan perjanjian damai yang mengatur hubungan antar negara," kata Michel. Menurutnya diplomat Azerbaijan dan Armenia diharapkan bertemu dalam waktu satu bulan untuk menyusun teks.

Mereka meninjau pertanyaan perbatasan dan setuju untuk mengadakan pertemuan komite perbatasan berikutnya pada November di Brussel setelah diadakan awal pekan ini di Moskow. Para pemimpin juga membahas masalah kemanusiaan, termasuk pembebasan tahanan dan nasib orang hilang, serta opsi untuk meluncurkan kembali transportasi antara kedua negara.

Michel, Pashinyan, dan Aliyev akan melanjutkan pembicaraan di Brussels pada November. Michel telah melakukan upaya diplomatik yang signifikan untuk rekonsiliasi antara Armenia dan Azerbaijan setelah konflik mereka pada musim gugur 2020.

Hubungan antara bekas republik Soviet di Armenia dan Azerbaijan telah tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, juga dikenal sebagai Karabakh Atas, sebuah wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan. Pada 2020, Azerbaijan membebaskan beberapa kota dan lebih dari 300 pemukiman dan desa yang diduduki oleh Armenia, dan pertempuran berakhir dengan kesepakatan yang ditengahi oleh Rusia.

Bentrokan antara kedua tentara dimulai kembali pada awal Agustus. Pekan lalu, Aliyev mengumumkan bahwa tentara Azerbaijan telah pindah ke kota strategis Lachin di Karabakh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement