Kamis 01 Sep 2022 14:17 WIB

IMF Kucurkan 2,9 Miliar Dolar AS untuk Atasi Krisis Ekonomi Sri Lanka 

Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi terburuk karena kekurangan cadangan devisa.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Seorang penjual menunggu pelanggan di pasar sayur di Kolombo, Sri Lanka, Jumat, 10 Juni 2022. Dana Moneter Internasional mengatakan Kamis, 1 September 2022, telah mencapai kesepakatan tingkat staf dengan Sri Lanka untuk menyediakan $ 2,9 miliar selama empat tahun untuk membantu menyelamatkan negara dari krisis ekonomi terburuk dalam ingatan baru-baru ini.
Foto:

Jepang berusaha untuk menyelenggarakan konferensi dengan mengundang semua kreditur. Jepang berharap konferensi itu bisa membantu menyelesaikan krisis utang Sri Lanka. Sumber yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada Reuters, Jepang terbuka menjadi tuan rumah untuk konferensi itu.

Sebelumnya Presiden Ranil Wickremesinghe mengatakan, Sri Lanka akan meminta Jepang untuk mengundang negara-negara kreditur utama untuk membicarakan restrukturisasi utang bilateral. Dia akan membahas masalah ini dengan Perdana Menteri Fumio Kishida di Tokyo pada September mendatang.

"Saya percaya penting bagi pemerintah Sri Lanka untuk mencoba memperbaiki kondisi ekonomi dan fiskal dengan berkoordinasi dengan IMF, Paris Club (negara-negara kreditor utama) dan lainnya, sambil menjaga transparansi," kata Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi.  

"Kami berencana untuk mempertimbangkan tanggapan, sambil mengamati situasi di Sri Lanka, dan berkonsultasi dengan Sri Lanka, termasuk donor lain, dan organisasi internasional," lanjut Hayashi.

Sri Lanka memiliki utang sebesar 114 persen dari output ekonomi tahunan. Negara tersebut berada dalam pergolakan sosial dan keuangan akibat dampak pandemi Covid-19, cadangan devisa yang sangat menipis, dan inflasi yang tak terkendali.

Sebuah tim IMF bertemu Wickremesinghe untuk membahas bailout. Termasuk restrukturisasi utang sebesar 29 miliar dolar AS. Sri Lanka menginginkan program bantuan IMF senilai 3 miliar dolar AS.

 

 

sumber : Reuters/AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement