REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Australia akan meningkatkan penerimaan imigrasi permanen sebesar 35.000, menjadi 195.000 pada tahun fiskal saat ini. Langkah ini diambil karena Australia kekurangan tenaga terampil.
Menteri Dalam Negeri Clare O'Neil pada Jumat (2/9/2022) mengatakan, perawat di Australia telah bekerja dalam shift ganda selama dua tahun terakhir. Selain itu, penerbangan dibatalkan karena kurangnya staf lapangan, dan buah-buahan dibiarkan membusuk di pohon karena tidak ada tenaga kerja untuk memetiknya.
“Dampak Covid-19 begitu parah, sehingga kami kekurangan ribuan pekerja setidaknya dalam jangka pendek,” ujar kata O'Neil.
O'Neil mengatakan, banyak dari orang yang berpikiran untuk memilih bermigrasi ke Kanada, Jerman dan Inggris daripada ke Australia. Dia menggambarkan, program imigrasi Australia sangat kompleks dengan lebih dari 70 program visa yang unik. O'Neil mengatakan, Australia akan membentuk panel untuk membangun kembali program imigrasi demi kepentingan nasional.
Perdana Menteri Anthony Albanese pada Kamis (1/9/2022) menatakan, pemerintah Australia memberikan 180 ribu sekolah gratis di tingkat pendidikan kejuruan tahun depan. Program ini menelan biaya sekitar 1,1 miliar dolar Australia dan bertujuan untuk mengurangi kekurangan tenaga terampil.
Australia memberlakukan beberapa pembatasan perjalanan internasional paling ketat selama 20 bulan di awal pandemi. Australia secara bertahap kembali membuka pembatasan perjalanan internasional, mulai Desember tahun lalu untuk memungkinkan masuknya tenaga kerja terampil.