REPUBLIKA.CO.ID, KABUL — Sebuah ledakan bom dengan daya ledak luar biasa kembali terjadi di sebuah masjid di kota Herat, Afghanistan barat pada Jumat (2/9/2022).
Ledakan tersebut menewaskan sedikitnya 18 orang, termasuk seorang ulama pro-Taliban yang terkenal dalam apa yang dikatakan pihak berwenang sebagai serangan.
"Sebanyak 18 tewas dan 23 terluka," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Abdul Nafi Takor dilansir dari Alarabiya, Sabtu (3/9/2022).
Juru bicara polisi Herat Mahmood Rasoli mengatakan, ulama pro-Taliban Mujib Rahman Ansari termasuk di antara mereka yang meninggal dunia.
Dia tewas bersama dengan beberapa pengawalnya dan warga sipil saat mereka mendekati masjid untuk sholat Jumat.
Jaringan Media Al Jazeera, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, mengatakan sebanyak 28 orang telah meninggal dan 45 lainnya luka-luka.
Juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid, dalam sebuah tweet menyatakan "belasungkawa yang kuat" atas kematian Ansari dan mengatakan penyerangnya akan dihukum.
Mujib Rahman Ansari telah berbicara keras untuk membela Taliban pada pertemuan besar ribuan ulama dan tetua yang diselenggarakan kelompok itu pada akhir Juni. Ansari bahkan mengutuk siapa pun yang menentang pemerintahan mereka.
Taliban mengatakan mereka telah meningkatkan keamanan di negara itu sejak mengambil alih kekuasaan sekitar setahun yang lalu, tetapi ada beberapa ledakan dalam beberapa bulan terakhir, beberapa di antaranya menargetkan masjid-masjid yang sibuk selama salat.
PBB telah menyuarakan keprihatinan tentang meningkatnya jumlah serangan dan beberapa ledakan telah diklaim cabang lokal ISIS. Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan hari Jumat itu.
Sumber: alarabiya