Senin 05 Sep 2022 19:54 WIB

Kemesraan Berlanjut, Kapal Perang Turki Berlabuh di Israel untuk Pertama Kali

Hubungan antara Turki dan Israel kembali mesra setelah sempat tegang

Rep: Lintar Satria, Dwina Agustina   / Red: Nashih Nashrullah
Kapal perang berlayar melalui Selat Bosporus, Turki (ilustrasi). Hubungan antara Turki dan Israel kembali mesra setelah sempat tegang
Foto: Reuters
Kapal perang berlayar melalui Selat Bosporus, Turki (ilustrasi). Hubungan antara Turki dan Israel kembali mesra setelah sempat tegang

REPUBLIKA.CO.ID, HAIFA – Kapal perang Turki berlabuh di Israel untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun lebih. Hubungan antara dua negara sekutu Amerika Serikat (AS) itu membaik setelah berselisih soal Palestina. 

Pemerintah Turki mengatakan kapal fregat Kemalreis berlabuh di Haifa pada Sabtu (3/9/2022) waktu setempat. Kapal itu bagian dari manuver Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Laut Tengah. 

Baca Juga

Pada Ahad (4/9/2022) seorang pejabat Israel mengatakan Ankara mengajukan persyaratan awal bagi awak untuk turun kapal. 

Pejabat pelabuhan Haifa mengatakan ini pertama kalinya kapal Angkatan Laut Turki berkunjung ke pelabuhan itu sejak 2010. 

Ketika hubungan dua negara rusak usai Israel menyerang kapal bantuan pro-Palestina yang mencoba menerobos blokade di Jalur Gaza. Sepuluh warga Turki tewas dibunuh marinir Israel dalam peristiwa itu. 

Israel juga mengungkapkan penolakan Turki yang merupakan anggota NATO menjadi tuan bagi Hamas. 

Kelompok gerakan kemerdekaan Palestina yang dituduh kelompok teroris di Israel dan Barat. 

Namun beberapa bulan terakhir hubungan kedua negara mulai membaik. Energi berpotensi menjadi bidang kerjasama dua negara. Mereka diperkirakan akan segera menunjuk duta besar yang baru. 

Kunjungan ke Turki oleh Presiden Israel Isaac Herzog pada Maret, diikuti oleh kunjungan kedua menteri luar negeri, membantu hubungan yang hangat setelah lebih dari satu dekade ketegangan antara kedua negara.  

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu sebelumnya mengatakan penunjukan duta besar adalah salah satu langkah dalam normalisasi hubungan.

"Langkah positif seperti itu datang dari Israel sebagai hasil dari upaya ini, dan sebagai Turki, kami juga memutuskan untuk menunjuk seorang duta besar untuk Israel, untuk Tel Aviv," kata Cavusoglu menyatakan Turki sedang memilih seseorang untuk jabatan tersebut.

Langkah itu dilakukan ketika Israel berusaha meningkatkan hubungan dengan kekuatan regional. Dua tahun lalu Abraham Accords menetapkan penormalan hubungan antara Israel dengan Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), dan Maroko.

Turki juga meluncurkan serangan pesona pada  2020 untuk memperbaiki hubungan dengan membuat tawaran ke Mesir, Uni Emirat Arab, Israel, dan Arab Saudi. 

Upaya dengan Kairo sejauh ini menghasilkan sedikit kemajuan, tetapi para pejabat mengatakan pekerjaan normalisasi dengan Riyadh dan Abu Dhabi berjalan dengan baik.    

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement