REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Koran gempa magnitudo 6,8 yang mengguncang Provinsi Sichuan, China, pada Senin (5/9/2022), bertambah. Gempa tersebut menewaskan 21 orang. Tujuh korban tewas berada di Kabupaten Luding, sedangkan 14 lainnya di Kabupaten Shimian.
Episentrum gempa bumi berada di kedalaman 16 kilometer pada 29,59 derajat lintang utara dan 102,08 bujur timur, demikian data Pusat Jaringan Kerja Gempa China. Presiden China Xi Jinping menginstruksikan tanggap darurat gempa di daerah tersebut.
Provinsi Sichuan yang berada di wilayah barat daya China merupakan daerah paling rawan gempa. Sichuan diguncang gempa terparah pada 12 Mei 2008 yang merenggut sedikitnya 180 ribu nyawa manusia.
Seorang warga Chengdu, Laura Lao mengatakan ia dalam perjalanan pulang ke blok apartemennya ketika ia melihat orang-orang berlari keluar dengan panik dari rumah mereka setelah menerima peringatan gempa di telepon genggam.
"Banyak orang yang sangat ketakutan sehingga mereka mulai menangis," kata perempuan yang berprofesi sebagai konsultan humas itu, Senin.
Ketika guncangan mulai terjadi ia mengatakan anjing-anjing mulai menggonggong. "Cukup menakutkan," tambahnya. Media pemerintah China News Service mengatakan gempa di Luding sangat keras sehingga orang-orang tidak bisa berdiri, sementara muncul retakan di beberapa rumah.
Stasiun televisi pemerintah mengatakan sekitar 39 ribu orang tinggal sekitar 20 kilometer dari pusat gempa dan 1,55 juta orang tinggal dari 100 kilometer dari pusat gempa. Gempa ini yang terkeras sejak April 2013 lalu.