Senin 05 Sep 2022 20:43 WIB

Kremlin Klaim Sanksi Barat Tahan Pasokan Gas Alam ke Eropa

Para ahli menilai alasan Rusia hanyalah sebuah dalih untuk menghentikan pasokan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Pipa Nord Stream 1 Laut Baltik dan stasiun transfer pipa gas OPAL, Baltic Sea Pipeline Link, di Lubmin, Jerman, Rabu, 20 Juli 2022. Eropa bersiap untuk kemungkinan bahwa pipa utama Nord Stream 1 yang membawa gas alam dari Rusia ke Jerman tidak akan dibuka kembali sesuai jadwal setelah perawatan rutin.
Foto: AP/Stefan Sauer/dpa
Pipa Nord Stream 1 Laut Baltik dan stasiun transfer pipa gas OPAL, Baltic Sea Pipeline Link, di Lubmin, Jerman, Rabu, 20 Juli 2022. Eropa bersiap untuk kemungkinan bahwa pipa utama Nord Stream 1 yang membawa gas alam dari Rusia ke Jerman tidak akan dibuka kembali sesuai jadwal setelah perawatan rutin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, sanksi Barat terhadap Rusia atas serangan ke Ukraina harus disalahkan atas penghentian pasokan gas alam ke Eropa. Sanksi terhadap perusahaan dan individu Rusia telah menimbulkan masalah dengan pemeliharaan peralatan. "Tidak ada alasan lain yang menyebabkan masalah dengan pemompaan," ujar Peskov.

Perusahaan energi Rusia Gazprom mengumumkan pada pekan lalu, penangguhan pasokan gas yang menuju ke Barat melalui pipa Nord Stream 1 akan diperpanjang tanpa batas waktu. Kebocoran minyak di turbin perlu diperbaiki. Langkah itu membawa lonjakan harga gas alam Eropa sehingga memukul pasar saham global.

Baca Juga

Harga energi yang tinggi dan kemungkinan kelangkaan pada musim dingin di Eropa Barat telah membuat bel alarm berbunyi di antara pemerintah, terutama di Uni Eropa (UE). Atas kondisi ini, Peskov menyalahkan gangguan tersebut dengan tegas akibat sanksi.

Peskov mengklaim, sanksi yang dikenakan telah mencegah mesin bekerja dengan baik, meskipun para ahli mengatakan klaim itu tidak benar. "Mengingat sanksi terus bekerja, mengingat mereka membawa kekacauan hukum dan praktis untuk apa yang terkait dengan pemeliharaan teknis," ujarnya.

Para pejabat Jerman telah menolak penjelasan Peskov dengan mengatakan, itu hanyalah permainan kekuatan politik. Siemens Energy Jerman yang memproduksi turbin yang digunakan pipa Nord Stream 1 mengatakan, kebocoran turbin dapat diperbaiki, sementara gas terus mengalir melalui pipa.

Sedangkan di sektor energi, ketegangan masih mencengkeram pembangkit nuklir terbesar di Eropa Zaporizhzhia pada Senin (5/9). Kondisi itu terjadi sebelum inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) akan melaporkan upaya untuk mencegah potensi bencana di situs Ukraina yang telah dilanda perang.

Militer Rusia menuduh pasukan Ukraina melakukan provokasi di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang terletak di dalam wilayah administrasi yang dikuasai Rusia. Kementerian Pertahanan Rusia mengeklaim, pasukan Ukraina menargetkan wilayah pabrik dengan pesawat tak berawak.

Kementerian Pertahanan mengatakan, pasukan Ukraina juga menembaki kota Enerhodar yang berdekatan dua kali semalam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement