Kamis 08 Sep 2022 18:20 WIB

AS Tambah Bantuan Militer ke Ukraina

Paket bantuan terbaru terdiri atas amunisi, kendaraan lapis baja dan sistem antitank.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berbicara pada Konferensi Ukraina di Pangkalan Udara Ramstein AS, Jerman, Kamis, 8 September 2022.
Foto: Boris Roessler/dpa via AP
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berbicara pada Konferensi Ukraina di Pangkalan Udara Ramstein AS, Jerman, Kamis, 8 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengatakan Presiden Joe Biden menyetujui paketan bantuan senjata senilai 675 juta dolar ke Ukraina. Bantuan terbaru ini diumumkan ketika menteri-menteri pertahanan sekutu rapat membahas bagaimana memberikan bantuan jangka panjang untuk melawan invasi Rusia.

Perang yang sudah berlangsung selama enam bulan menewaskan ribuan orang dan menghancurkan kota-kota di Ukraina menjadi reruntuhan. Beberapa pekan terakhir muncul kekhawatiran bencana nuklir di Zaporizhzhia, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir terbesar di Eropa.

Baca Juga

Bantuan ini Austin sampaikan sebelum rapat dengan menteri-menteri pertahanan di Pangkalan Udara Ramestien, Jerman. Ia mengatakan pertemuan ini akan membahas bagaimana negara-negara lain bekerja sama melatih pasukan Ukraina dan meningkatkan kemampuan bertahan mereka.

"Grup kontak ini harus memposisikan diri untuk menopang menjaga pelindung Ukraina yang berani dalam jangka panjang, artinya aliran kapabilitas yang berkelanjutan dan ditentukan sekarang," kata Austin, Kamis (8/9/2022).

Sebagian besar pertempuran terjadi di timur dan selatan Ukraina. Paket bantuan AS yang terbaru terdiri dari amunisi, kendaraan lapis baja atau humvees dan sistem antitank.

Washington sudah menggelontorkan bantuan militer senilai lebih dari 10 miliar dolar AS ke pemerintah Presiden Volodymyr Zelenskiy. Sejak Rusia menginvasi negara tetangganya itu pada 24 Februari lalu.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serbuan itu sebagai "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina. Sementara Kiev menuduh Moskow menggelar serangan bergaya penjajahan untuk merebut negara tetangga pro-Barat itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement