REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki mengeklaim melakukan operasi yang paling ditentukan dan berjangkauan luas terhadap kelompok ISIS dibandingkan negara-negara lain di dunia. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Jumat (9/9/2022), negara Barat tak pernah melakukan operasi atau perang yang tepat melawan kelompok tersebut.
Erdogan mengatakan, negara Barat hanya terus membicarakan masalah ini tetapi tidak ada yang dilakukan. "Intelijen nasional kami, Kementerian Dalam Negeri, dan Angkatan Bersenjata kami telah melakukan operasi yang paling bertekad dan berjangkauan luas di dunia melawan DISIS," katanya dikutip dari Anadolu Agency.
Pernyataan Erdogan datang tak lama setelah Turki menangkap salah satu eksekutif senior paling penting dari organisasi ISIS Bashar Khattab Ghazal al-Sumaidai dengan nama sandi Abu Zeid/Master Zeid. Dia berhasil ditangkap pada Kamis (8/9/2022).
Usai penangkapan, Erdogan menyebut Sumaidai sebagai pejabat tinggi ISIS di Suriah. “Koneksi teroris ini di Suriah dan Istanbul telah diikuti sejak lama, dan informasi intelijen diperoleh bahwa dia akan memasuki Turki secara ilegal. Teroris ini tertangkap dalam operasi yang sukses dari dinas intelijen MIT dan polisi Istanbul," ujarnya.
Kebangkitan ISIS terjadi pada 2014 di Irak dan Suriah. Hanya saja sebagian besar wilayah ISIS telah runtuh di bawah gelombang serangan sejak diberantas di Irak pada 2017 dan di Suriah dua tahun kemudian.
Tapi, beberapa anggota dari kelompok ISIS masih melakukan serangan di kedua negara tersebut. Perang Suriah dimulai pada 2011 dan telah menewaskan hampir setengah juta orang. Perang juga memaksa sekitar setengah dari populasi Suriah mengungsi ke negara tetangga, termasuk Turki.
Sumber:
https://www.aa.com.tr/en/world/turkiye-leading-determined-and-far-reaching-anti-daesh-isis-operations/2681318