REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan sambungan telepon pertamanya dengan Perdana Menteri Inggris yang baru Liz Truss. Kantor presiden Prancis mengatakan kedua pemimpin pemerintahan itu sepakat untuk memperkuat kerja sama.
Dalam pernyataan, Sabtu (10/9/2022) kantor kepresidenan Prancis mengatakan Macron dan Truss fokus dalam membantu Ukraina. Serta bagaimana merespon konsekuensi yang ditimbulkan konflik pada ketahanan pangan dan harga energi.
Pekan lalu Liz Truss terpilih sebagai perdana menteri Inggris menggantikan Boris Johnson. Ia memenangkan pemilihan ketua Partai Konservatif saat perekonomian kelima di dunia itu sedang menghadapi krisis biaya hidup, gejolak industri dan resesi.
Setelah persaingan keras dan memecah belah selama berminggu-minggu antara menteri luar negeri dengan mantan menteri keuangan Rishi Sunak. Truss keluar sebagai pemenang dengan perbandingan suara 81.326 dan 60.399.
Truss yang dianggap perpanjangan tangan Johnson menjadi perdana menteri dari Partai Konservatif keempat sejak 2015. Sepanjang masa itu Inggris dilanda berbagai krisis, dan kini diramalkan akan menghadapi resesi panjang yang dipicu lonjakan inflasi yang mencapai 10,1 persen pada bulan Juli lalu.
Truss yang menjabat sebagai menteri luar negeri pemerintahan Johnson berjanji untuk bertindak cepat dalam mengatasi krisis biaya hidup. Ia mengatakan dalam satu pekan masa jabatannya ia akan mengajukan rencana untuk mengatasi kenaikan tagihan energi dan mengamankan pasokan bahan bakar masa depan.