Senin 12 Sep 2022 02:05 WIB

Finlandia Bantah Wisatawan Rusia Dilarang Masuk Uni Eropa

Kedutaan Besar Finlandia menyebutkan informasi tersebut tidak benar.

Laporan media yang menyebutkan bahwa wisatawan asal Rusia dilarang memasuki Uni Eropa (EU) adalah tidak benar, kata Kedutaan Besar Finlandia di Moskow kepada TASS, Sabtu (10/9/2022).
Foto: EPA-EFE/KOEN VAN WEEL
Laporan media yang menyebutkan bahwa wisatawan asal Rusia dilarang memasuki Uni Eropa (EU) adalah tidak benar, kata Kedutaan Besar Finlandia di Moskow kepada TASS, Sabtu (10/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Laporan media yang menyebutkan bahwa wisatawan asal Rusia dilarang memasuki Uni Eropa (EU) adalah tidak benar, kata Kedutaan Besar Finlandia di Moskow kepada TASS, Sabtu (10/9/2022). Sebelumnya, media yang mengutip Komisaris Eropa untuk Urusan Dalam Negeri Ylva Johansson menuliskan bahwa kunjungan ke EU akan diizinkan bagi warga negara Rusia yang bepergian untuk alasan keluarga dan kemanusiaan, juga bagi jurnalis Rusia.

Laporan itu tidak menyebutkan secara terperinci apakah membicarakan penangguhan rezim visa yang disederhanakan dan sudah disepakati untuk ditunda, atau sejumlah pembatasan tambahan.

Baca Juga

"Informasi ini salah. Laporan tersebut membahas tentang penangguhan visa yang disederhanakan, bukan larangan pariwisata sepenuhnya atau larangan masuk," kata Kedubes Finlandia.

Sebelumnya otoritas Polandia dan negara-negara Baltik merundingkan pembatasan masuk bagi warga negara Rusia dengan visa Schengen yang masih aktif, yang harus berlaku sebelum 19 September. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto menuturkan bahwa Helsinki tidak akan membatasi warga negara Rusia masuk sampai ada penjelasan yang tepat dari Komisi Eropa.

Pada 6 September, Komisi Eropa menyetujui usulan penangguhan sepenuhnya kesepakatan rezim visa yang disederhanakan dengan Rusia. Brussels berharap supaya keputusan ini akan disetujui Dewan Eropa dan akan diterapkan sebelum 12 September.

Biaya dan durasi pengurusan visa diperkirakan akan meningkat secara signifikan dan visa turis menjadi prioritas terakhir. Komisi Eropa juga meminta negara-negara EU untuk memeriksa "risiko keamanan" pemohon visa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement