REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pihak berwenang Amerika Serikat (AS) mendakwa penyelundup manusia yang melakukan operasinya dengan memasukan imigran ke dalam koper dan tank air dari perbatasan AS-Meksiko. Pemerintah Presiden Joe Biden berusaha menghukum kelompok yang bertanggung jawab menaikan angka penyeludupan manusia di perbatasan.
Pejabat dan dokumen pengadilan AS menyebutkan delapan orang yang sebagian besar warga AS didakwa atas peran mereka dalam menyelundupkan ratusan orang, beberapa disembunyikan di peti kayu dengan sedikit ventilasi. Enam orang yang terlibat disebutkan dalam catatan pengadilan.
Dakwaan ini bagian dari upaya pemerintah Biden untuk mengganggu jaringan penyeludupan. Pada tahun fiskal yang dimulai sejak Oktober tahun lalu sudah hampir 2 juta orang ditangkap di perbatasan.
Pada Selasa (13/9/2022) Jaksa AS mengidentifikasi Erminia Serrano Piedra sebagai pemimpin operasi penyeludupan tersebut. Perempuan 31 tahun yang dikenal "Boss Lady itu" diduga mendapatkan jutaan dolar AS.
Dalam dakwaan pra peradilan, jaksa mengatakan Serrano Piedra mendepositkan 1,3 juta dolar di dua bank antara Desember 2017 dan Agustus 2021. Tapi ia hanya melaporkan 120 ribu dolar pada institusi keuangan.
Tidak ada pengacara yang mewakili Serrano Piedra dalam basis data catatan pengadilan AS. Dalam konferensi pers bersama Kejaksaan, Departemen Kehakiman, dan Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) mengatakan penyelundup tidak peduli pada nyawa manusia dan hanya memikirkan keuntungan.
"Mereka menjadi semakin mirip dengan kartel narkoba dan semakin banyak bukti pelanggaran, eksploitasi dan kekerasan yang dilakukan pada imigran, sudah terlalu lama mereka bertindak seakan memiliki kekebalan hukum," kata Wakil Menteri DHS John Tien.
Pada Juni lalu ditemukan 53 imigran tewas terjebak dalam sebuah truk di San Antonio dalam upaya penyelundupan yang gagal. Empat orang termasuk supir truk didakwa dalam peristiwa itu.