REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- perempuan Arab Saudi mulai belajar cara menggunakan senjata api, setelah undang-undang baru yang disahkan tahun lalu mengizinkan perempuan memiliki senjata api. Langkah ini dilakukan hampir dua tahun setelah perempuan Saudi diizinkan untuk mengemudi secara hukum.
Perubahan undang-undang di Saudi dalam beberapa tahun terakhir merupakan bagian dari reformasi di bawah penguasa de facto, Putra Mahkota Mohammed Bin Salman. Dia menciptakan Visi 2030 yang bertujuan mengubah masyarakat dan ekonomi Saudi.
Menurut sebuah laporan oleh Zenger News, menembak telah menjadi hobi populer di Saudi. Terutama selama penguncian dan perintah menjaga jarak ketika pandemi Covid-19. Namun beberapa wanita Saudi sudah belajar menembak sebelum undang-undang kepemilikan senjata api disahkan.
"Di usia muda ayah saya mengajari saya cara menggunakan dan berlatih dengan senapan angin. Saya kemudian bergabung dengan Federasi Panahan Saudi," kata ujar seorang wanita Saudi Reem Alatawi, dilansir Middle East Monitor, Rabu (14/9/2022).
Alatawi kemudian mengikuti kompetisi menembak Saudi. Dia meraih juara pertama dalam kompetisi tersebut.
“Kita harus berterima kasih kepada pemerintah dan Saudi Falcons and Hunting Club atas kesempatan ini. Sekarang semua orang dapat memperoleh senjata secara legal dan jauh lebih mudah daripada di negara lain,” kata Alatawi.
Namun tujuan pemerintah Saudi mengesahkan undang-undang kepemilikan senjata bukan hanya sekadar untuk menyediakan hobi baru. Tetapi pemerintah ingin memastikan pertumbuhan ekonomi yang terdiversifikasi.
Di bawah visi pemerintah untuk konservasi berkelanjutan, ada poin berburu dan pariwisata. CEO pengecer senjata api Saudi terkemuka, Ahmed AlRumaih, mengatakan, dia belum melihat ada stratifikasi di pasar pembelian senjata api karena perubahan aturan baru saja diumumkan.
"Namun Anda dapat berharap bahwa akan ada lebih banyak penekanan pada target dan latihan menembak daripada berburu berdasarkan tren global," kata AlRumaih.