Rabu 14 Sep 2022 23:15 WIB

Putin dan Modi akan Bawa Isu Perdagangan dalam Pertemuan di Uzbekistan

India ingin memperkuat kemitraannya dengan Rusia

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri India Narendra Modi menggelar pembicaraan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Foto: Reuters
Perdana Menteri India Narendra Modi menggelar pembicaraan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di sela KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Uzbekistan pada Jumat (16/9/2022). Kremlin mengatakan pertemuan kedua pemimpin bertujuan untuk meningkatkan hubungan pada isu energi dan perdagangan.

"Ada rencana untuk membahas masalah 'penyerapan' pasar India dengan pupuk Rusia dan bilateral tentang pasokan makanan," kata Kremlin seperti dikutip laman Reuters, Rabu (14/9/2022).

"Pertama-tama, langkah-langkah yang bertujuan untuk meningkatkan arus perdagangan bilateral, akan diperhatikan. Omset perdagangan mencapai 11,5 miliar dolar AS pada paruh pertama tahun 2022, naik hampir 120 persen year-on-year," lanjut Kremlin.

Menurut kementerian perdagangan India, impor pupuk India dari Rusia naik menjadi 1,03 miliar dolar AS pada April-Juli dibandingkan dengan 773,54 juta dolar di seluruh tahun fiskal terakhir hingga 31 Maret 2022. India dikatakan sedang mencari kesepakatan impor pupuk tiga tahun dengan Rusia.

Upaya untuk menandatangani kesepakatan impor pupuk jangka panjang dilanda situasi geopolitik yang menantang dalam perang Rusia-Ukraina. Perdana Menteri India Modi telah mengupayakan kerja sama energi yang lebih besar dengan Rusia meskipun ada tekanan Barat untuk memutuskan hubungan dengan Moskow setelah agresi Rusia di Ukraina.

“India ingin memperkuat kemitraannya dengan Rusia dalam masalah Arktik. Ada juga potensi besar untuk kerja sama di bidang energi," kata Modi pekan lalu dalam pertemuan virtual Forum Ekonomi Timur di Vladivostok.

Putin juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping yang akan membahas bilateral kedua negara. India dan Cina adalah pembeli utama energi Rusia. Langkah ini pun membantu melindungi Moskow dari efek sanksi Barat dan memungkinkan kedua ekonomi Asia mengamankan bahan mentah dengan diskon dibandingkan dengan pasokan dari negara lain.

Kedua negara Asia memang belum secara terbuka mengkritik tindakan Moskow di Ukraina. India belakangan telah muncul sebagai pelanggan minyak terbesar kedua di Moskow setelah Cina.

Penyulingan di India, importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, telah mengambil minyak Rusia yang didiskon. Langkah India memicu negaranya dijauhi oleh beberapa negara dan perusahaan Barat.

Negara-negara Kelompok Tujuh (G7) berupaya membatasi harga minyak Rusia mulai 5 Desember dalam upaya untuk memotong harga yang diterima Rusia untuk minyak tanpa mengurangi ekspor minyaknya ke pasar dunia. Sejauh ini, India dan Cina belum mengatakan apakah mereka akan bergabung dengan mekanisme price cap tersebut.

Menteri Perminyakan Hardeep Singh Puri pekan lalu mengatakan India akan memeriksa masalah ini ketika rincian lebih lanjut tersedia. Dia juga mengatakan banyak percakapan dan proposal sedang berlangsung dan negaranya akan melihat siapa yang berpartisipasi dalam mekanisme batas harga.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement