REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen kembali melakukan kunjungan ke Ukraina, Kamis (15/9/2022). Dia hendak bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk membahas kerja sama, termasuk integrasi Kiev ke perhimpunan Benua Biru.
“Di Kiev, untuk kunjungan ketiga saya sejak dimulainya perang Rusia. Begitu banyak yang telah berubah. Ukraina sekarang menjadi kandidat (anggota) Uni Eropa. Saya akan berdiskusi dengan Zelensky dan (Perdana Menteri Ukraina) Denys Shmygal bagaimana melanjutkan ekonomi dan rakyar kita lebih dekat selagi Ukraina berkembang menuju aksesi,” kata von der Leyen lewat akun Twitter resminya.
Pada Juni lalu, para pemimpin negara anggota Uni Eropa secara resmi memberikan status kandidat anggota kepada Ukraina. Keputusan itu dinilai merupakan langkah geopolitik yang berani sekaligus bersejarah. "Rakyat Ukraina milik keluarga Eropa. Masa depan Ukraina ada di Uni Eropa. Hari ini menandai awal dari perjalanan panjang yang akan kita jalani bersama," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, 23 Juni lalu.
Pada April lalu, Volodymyr Zelensky telah secara resmi menyerahkan kuesioner lengkap tentang keanggotaan di Uni Eropa kepada Kepala Delegasi Uni Eropa untuk Ukraina Matti Maasikas. Kala itu, Zelensky mengatakan, Ukraina bisa memperoleh status kandidat dalam beberapa pekan mendatang. “Hari ini adalah salah satu tahapan bagi negara kami untuk bergabung dengan Uni Eropa, aspirasi yang diusahakan dan diperjuangkan rakyat kami,” kata Zelensky pada 18 April lalu.
Zelensky yakin, Ukraina akan mendapatkan dukungan dan menjadi kandidat untuk aksesi. “Setelah itu, berikutnya, tahap final akan dimulai. Kami yakin prosedur ini bakal berlangsung dalam beberapa pekan mendatang dan itu akan positif bagi sejarah rakyat kami, mengingat harga yang harus dibayar di jalan menuju kemerdekaan serta demokrasi,” ucapnya.
Kendati demikian, pada Mei lalu, Menteri Prancis untuk Urusan Eropa Clement Beaune mengatakan, proses keanggotaan Ukraina di Uni Eropa bisa memakan waktu cukup lama. Dia memperkirakan, hal itu bisa berlangsung antara 15 hingga 20 tahun.
“Kita harus jujur. Jika Anda mengatakan Ukraina akan bergabung dengan Uni Eropa dalam enam bulan atau satu-dua tahun, Anda berbohong. Mungkin dalam 15 atau 20 tahun, dibutuhkan waktu yang lama,” kata Beaune kepada Radio J, 22 Mei lalu.