Jumat 16 Sep 2022 14:18 WIB

Presiden Xi Tidak Hadiri Jamuan Makan Malam KTT SCO

Ketidakhadiran Xi Jinping pada jamuan makan malam terkait protokol Covid-19.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Dari kiri: Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, Presiden Kirgistan Sadyr Japarov, Presiden China Xi Jinping, Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Tajik Emomali Rakhmon, dan Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif berpose untuk foto sebelum KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan, Jumat, 16 September 2022.
Foto: Sergei Guneyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo v
Dari kiri: Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, Presiden Kirgistan Sadyr Japarov, Presiden China Xi Jinping, Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Tajik Emomali Rakhmon, dan Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif berpose untuk foto sebelum KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan, Jumat, 16 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARKAND -- Presiden China, Xi Jinping, tidak menghadiri jamuan makan malam bersama 11 kepala negara lainnya pada pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO). Seorang sumber di pemerintah Uzbekistan kepada Reuters pada Jumat (16/9/2022), alasan ketidakhadiran Xi karena kebijakan dan protokol pencegahan Covid-19.

Xi melakukan perjalanan luar negeri pertamanya sejak pandemi. Dia menghadiri pertemuan Organisasi Kerjasama Shanghai yang dipimpin China dan Rusia di kota Samarkand, Uzbekistan. 

Baca Juga

Namun, Xi tidak menghadiri jamuan makan malam dan tidak ikut dalam foto bersama dengan pemimpin negara lainnya. Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait ketidakhadiran Xi tersebut.

Xi akan mengamankan masa jabatan kepemimpinan ketiga yang bersejarah di kongres Partai Komunis. Kongres ini akan dimulai pada Oktober mendatang.

China dan Uzbekistan pada Kamis (15/9/2022) menandatangani perjanjian perdagangan, investasi, serta kerjasama keuangan dan teknis senilai 15 miliar dolar AS. Kesepakatan itu ditandatangani selama pertemuan antara Xi dan pemimpin Uzbekistan, Shavkat Mirziyoyev di sela-sela konferensi tingkat tinggi di Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand.

Menurut pernyataan kepresidenan Uzbekistan, kedua belah pihak sepakat untuk memperluas kerja sama perdagangan dan ekonomi. Termasuk pengembangan e-commerce dan pelaksanaan proyek-proyek kerja sama industri, terutama di bidang-bidang seperti industri otomotif, energi hijau, pertanian, dan pembangunan infrastruktur.

Xi dan Mirziyoyev menekankan perlunya melanjutkan upaya bersama untuk mempromosikan proses perdamaian di Afghanistan dan pemulihan ekonomi negara tersebut. Situs berita Uzbekistan Kun.uz melaporkan, kedua pemimpin menyerukan interaksi sistemik dalam kerangka struktur internasional dan regional, termasuk mekanisme Asia Tengah-China.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan, kedua belah pihak perlu memperluas kerja sama energi dan memastikan operasi yang aman dari pipa gas alam China-Asia Tengah. Termasuk memperluas kerja sama yang mendorong energi baru.

“China dan negara-negara Asia Tengah memiliki masa depan bersama dan kepentingan yang mendalam dalam keamanan dan stabilitas satu sama lain,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri China, dilansir Anadolu Agency, Jumat (16/9/2022).

Kementerian Luar Negeri mengatakan, China siap bekerja lebih erat dengan Uzbekistan untuk secara tegas menentang campur tangan eksternal dalam urusan dalam negeri. China, Kyrgyzstan, dan Uzbekistan menandatangani nota kesepahaman trilateral mengenai kerja sama perkeretaapian yang menghubungkan ketiga negara tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement