REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemakaman kenegaraan Ratu Elizabeth II akan menjadi operasi keamanan terbesar bagi kepolisian Inggris. Para pemimpin negara, bangsawan kerajaan, dan tamu undangan lainnya akan menghadiri pemakaman ratu pada Senin, 19 September.
Pemakaman ratu diperkirakan akan menarik ratusan ribu orang turun ke jalan-jalan London. Hal ini mengingatkan pada peristiwa penting lainnya dalam sejarah Inggris, termasuk ketika penobatan ratu pada 1953, pemakaman mantan Perdana Menteri Winston Churchill pada 1965, dan kematian Putri Diana pada 1997.
Wakil Asisten Komisaris Polisi Metropolitan London, Stuart Cundy, mengatakan, pasukan kepolisian sedang mempersiapkan berbagai peristiwa mulai dari ancaman terorisme hingga protes dan kerusuhan massa. Dia mengatakan, kepolisian akan mengerahkan perwira dalam jumlah besar di jalan-jalan kota.
Selain itu, polisi akan menggelar operasi perlindungan terbesar bagi para pemimpin dunia dan bangsawan dalam hampir 200 tahun sejarah kepolisian. Petugas keamanan dari hampir setiap unit maupun satuan di Inggris telah dikerahkan. Di antara petugas spesialis yang bertugas adalah penyelam, pawang anjing, polisi berkuda, pengendara sepeda motor, petugas senjata api dan petugas perlindungan dekat, yang akan menjaga para pemimpin dan anggota keluarga kerajaan dari seluruh dunia.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron adalah di antara tamu paling terkenal dari luar negeri yang telah mengonfirmasi kehadiran mereka. Cundy mengatakan, operasi kepolisian besar-besaran selama pemakaman ratu akan melampaui pengamanan kepolisian dalam acara besar lainnya di London, termasuk Olimpiade 2012 dan perayaan Platinum Jubilee yang merayakan 70 tahun Elizabeth berada di atas takhta kerajaan Inggris, pada Juni lalu.
Cundy memberikan gambaran skala operasi. Dia mengatakan, polisi menempatkan penghalang sepanjang 22 mil atau 36 kilometer di pusat kota London untuk membantu mengendalikan massa.
"Sama sekali tidak ada yang sebanding dengan operasi kepolisian kami minggu ini, dan khususnya pada hari Senin untuk pemakaman kenegaraan. Ini akan menjadi operasi kepolisian terbesar yang pernah dilakukan polisi Metropolitan dan saya pikir mungkin ini adalah operasi pengamanan terbesar pernah dilakukan," ujar Cundy.
Polisi London sejauh ini telah melakukan 34 penangkapan menjelang pemakaman, tetapi tidak satupun dari mereka terkait dengan protes. Ada kritik bahwa di Skotlandia polisi terlalu keras dalam menangani mereka yang menyuarakan anti-monarki.
"Orang punya hak untuk protes. Tanggapan kami akan proporsional, seimbang, dan petugas kami hanya akan mengambil tindakan jika benar-benar diperlukan," ujar Cundy.
Asisten Kepala Polisi dari Polisi Thames Valley, Tim De Meyer, akan bertanggung jawab atas operasi kepolisian di Windsor. Cundy mengatakan, masyarakat akan menghadapi pemeriksaan keamanan seperti di bandara.
"Perencanaan kontingensi kami mempertimbangkan berbagai macam skenario berbeda yang mencakup berbagai aspek, mulai dari serangan teror hingga aktivitas kriminal hingga lonjakan massa dan penghancuran," kata Cundy.
Pada Jumat (16/9/2022), dua petugas polisi ditikam dalam sebuah insiden yang tidak terkait dengan pemakaman, atau terorisme, di pusat kota London. Cundy mengatakan, insiden ini menjadi fokus yang tajam. Semua petugas yang berada di lapangan, dan anggota masyarakat diharapkan dapat bekerja sama untuk menjaga kewaspadaan.