Sabtu 17 Sep 2022 15:00 WIB

Hindari Badai Nanmadol, Jepang Desak Penduduk Pulau Kyushu Mengungsi

Topan Nanmadol bawa tiupan hingga 270 kilometer di dekat pulau terpencil Minami Daito

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Badan Meteorologi Jepang, pada Sabtu (17/9/2022),  memperingatkan pergerakan topan yang sangat berbahaya menuju pulau Kyushu.
Foto: Kyodo News via AP
Badan Meteorologi Jepang, pada Sabtu (17/9/2022), memperingatkan pergerakan topan yang sangat berbahaya menuju pulau Kyushu.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Badan Meteorologi Jepang, pada Sabtu (17/9/2022),  memperingatkan pergerakan topan yang sangat berbahaya menuju pulau Kyushu. Mereka mendesak penduduk di pulau tersebut mengungsi sebelum topan mendarat di sana.

Badan Meteorologi Jepang mengungkapkan, topan Nanmadol membawa tiupan hingga 270 kilometer di dekat pulau terpencil Minami Daito, sekitar 400 kilometer timur pulau Okinawa. Badai diperkirakan akan mendekati atau mendarat di selatan prefektur Kagoshima di Kyushu pada Ahad (18/9/2022). Setelah itu, Nanmadol bakal bergerak ke utara sebelum menuju pulau utama Jepang.

Baca Juga

“Ada risiko badai yang belum pernah terjadi sebelumnya, gelombang tinggi, gelombang badai, dan rekor curah hujan. Diperlukan kehati-hatian yang maksimal, ini topan yang sangat berbahaya,” kata Kepala Uni Prakiraan Badan Meteorologi Jepang Ryuta Kurora kepada awak media.

Dia mengungkapkan, Badan Meteorologi Jepang kemungkinan akan merilis peringatan tertinggi untuk Kagoshima pada Sabtu malam waktu setempat. “Angin akan sangat kencang sehingga beberapa rumah mungkin ambruk,” ucapnya seraya memperingatkan tentang potensi terjadinya banjir dan tanah longsor.

Jepang saat ini sedang dalam musim topan. Negara tersebut dihantam oleh sekitar 20 badai seperti Nanmadol setiap tahun. Terjangan badai memicu rutin hujan lebat yang menyebabkan tanah longsor atau banjir bandang. Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim meningkatkan keparahan badai. Ia menyebabkan cuaca ekstrem seperti gelombang panas, kekeringan, dan banjir bandang menjadi lebih sering dan intens.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement