Ahad 18 Sep 2022 12:30 WIB

Ukraina Terima Bantuan Keuangan Sebesar 1,5 miliar Dolar AS

Ukraina menerima bantuan keuangan internasional sebesar 1,5 miliar dolar AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal berterima kasih atas bantuan Amerika Serikat (AS). Hal ini disampaikan setelah Ukraina menerima bantuan keuangan internasional sebesar 1,5 miliar dolar AS.
Foto: AP/Michal Dyjuk
Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal berterima kasih atas bantuan Amerika Serikat (AS). Hal ini disampaikan setelah Ukraina menerima bantuan keuangan internasional sebesar 1,5 miliar dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal berterima kasih atas bantuan Amerika Serikat (AS). Hal ini disampaikan setelah Ukraina menerima bantuan keuangan internasional sebesar 1,5 miliar dolar AS.

"Anggaran pemerintah Ukraina menerima hibah 1,5 miliar dolar AS. Ini merupakan bantuan tahap terakhir dari 4,5 miliar dolar AS dari Trust Fund Bank Dunia," cicit Shmyhal, Sabtu (17/9/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan dana itu akan digunakan untuk mengganti pengeluaran anggaran untuk pensiun dan program bantuan sosial. Ukraina berhasil merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia dalam invasi yang berlangsung sejak 24 Februari.

Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan tentara Ukraina sudah membebaskan kawasan seluas 8.800 kilometer persegi sejauh ini dan pasukannya akan mulai mengambil kembali kawasan Lyman. Rabu (14/9/2022) lalu Zelenskyy mengunjungi Izium, kota yang empat hari lalu masih menjadi benteng utama dan pusat logistik Rusia.

Di sana Zelenskyy menyaksikan bendera Ukraina dikibarkan di depan gedung dewan kota yang hangus.  "Bendera biru-kuning kami sudah berkibar di Izium yang tidak lagi diduduki. Dan itu akan terjadi di setiap kota dan desa Ukraina," kata Zelenskyy di aplikasi kirim pesan Telegram.

Situasi bulan ini berbalik secara drastis setelah pasukan Ukraina melakukan serangan lapis baja yang cepat di wilayah timur laut Kharkiv dan memaksa Rusia menarik pasukannya dari sana.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement