Senin 19 Sep 2022 11:16 WIB

Ribuan Orang Tuntut Penutupan Asosiasi LGBTQ di Turki

Warga Turki menuntut undang-undang yang melarang propaganda LGBTQ.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Demonstran Turki yang memegang bendera Turki menghadiri protes anti LGBTI+ di distrik Fatih, Istanbul, Minggu, 18 September 2022.
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Demonstran Turki yang memegang bendera Turki menghadiri protes anti LGBTI+ di distrik Fatih, Istanbul, Minggu, 18 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Sebuah kelompok anti-LGBTQ pada Ahad (18/9/2022) menggelar aksi protes di Istanbul. Mereka menuntut agar asosiasi LGBTQ ditutup dan kegiatan mereka dilarang.

Ribuan orang bergabung dengan aksi demonstrasi yang dijuluki "The Big Family Gathering". Juru bicara penyelenggara aksi protes, Kursat Mican, mengatakan mereka telah mengumpulkan lebih dari 150 ribu tanda tangan untuk menuntut undang-undang baru dari parlemen Turki yang melarang propaganda LGBTQ. Mereka menyoroti tayangan di Netflix, media sosial, seni dan olahraga yang mengandung propaganda LGBTQ.

Baca Juga

Aksi protes ini diikuti oleh ribuan orang dari berbagai lapisan masyarakat. Salah satunya Hatice Muge, yang bekerja sebagai pengasuh. Dia datang ke Istanbul dari Provinsi Bursa untuk ikut aksi penolakan LGBTQ tersebut. Dia mendesak pemerintah Turki untuk mengambil tindakan.

“Orang-orang di sini hadir untuk melindungi generasi mendatang. Mereka harus menyelamatkan keluarga, mereka harus menyelamatkan anak-anak dari kotoran ini," ujar Muge.

Kelompok itu memegang spanduk bertuliskan: “Melindungi keluarga adalah masalah keamanan nasional.” Parade LGBTQ tidak diizinkan di Turki sejak 2015.

Menjelang demonstrasi, penyelenggara mengedarkan video yang diambil dari pawai LGBTQ Pride di Turki. Video itu dimasukkan dalam daftar pengumuman layanan masyarakat dari pengawas media Turki.

Video dan aksi protes tersebut memicu kecaman dari asosiasi LGBTQ dan kelompok hak asasi lainnya. Penyelenggara Istanbul Pride meminta kantor gubernur untuk melarang acara tersebut. Mereka juga meminta pihak berwenang untuk menghapus video tersebut, karena menimbulkan kebencian.

ILGA Europe, yang bekerja untuk kesetaraan LGBTQ, mengatakan, mereka sangat prihatin dengan risiko kekerasan. “Negara Turki perlu menegakkan kewajiban konstitusionalnya untuk melindungi semua warganya dari kebencian dan kekerasan,” katanya.

Kantor Amnesty International Turki mengatakan, pengumuman layanan masyarakat yang mencantumkan acara tersebut melanggar prinsip kesetaraan dan non-diskriminasi Turki. Sementara pejabat tinggi Turki telah menyebut orang-orang LGBTQ bertujuan untuk melukai dan merusak nilai-nilai keluarga tradisional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement