REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Selandia Baru meningkatkan peringatan siaga untuk gunung berapi di bawah danau terbesar negaranya, Selasa (20/9/2022). Gunung berapi tersebut bernama Taupo yang terakhir kali meletus sekitar 1.800 tahun lalu dalam letusan terbesar di dunia.
Dalam sebuah pernyataan, badan geologi GeoNet mengatakan telah mendeteksi hampir 700 gempa bumi kecil di bawah Danau Taupo. Pernyataan tersebut menambahkan kaldera diciptakan oleh gunung berapi raksasa.
"Geonet meningkatkan tingkat siaga gunung berapi menjadi 1 dari 0," kata pernyataan GeoNet. Sistem peringatan gunung berapi didasarkan pada enam tingkat kerusuhan yang meningkat.
Namun Geonet mencatat bahwa letusan dapat terjadi pada tingkat manapun. Sementara tingkat tersebut mungkin tidak bergerak secara berurutan karena aktivitas dapat berubah dengan cepat.
Gunung berapi Taupo memuntahkan lebih dari 100 kilometer kubik material ke atmosfer ketika terakhir meletus sekitar 200 SM. Letusan menghancurkan sebagian besar wilayah Pulau Utara tengah Selandia Baru dalam periode sebelum tempat tinggal manusia. Geonet mengatakan letusan itu adalah yang terbesar di planet ini dalam 5.000 tahun terakhir.
GeoNet menambahkan, ini adalah pertama kali pihaknya meningkatkan status waspada Gunung Api Taupo menjadi 1. Meski ini bukan pertama kalinya terjadi gempa kecil dan kemungkinan letusan masih sangat rendah. "Gempa bumi dan deformasi dapat berlanjut selama beberapa minggu atau bulan mendatang," katanya.
Selandia Baru melintasi batas antara lempeng tektonik Pasifik dan Australia dan mengalami vulkanisme dan gempa bumi yang signifikan. Pada tahun 2019, White Island, yang dikenal sebagai Whakaari meletus dan memuntahkan uap dan abu yang menewaskan 22 orang dan melukai 25 orang, sebagian besar turis.