REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kantor berita Rusia, RIA melaporkan Rusia memodifikasi senapan Kalashnikov AK-12 yang digunakan di Ukraina. Tembakan senapan menjadi lebih cepat dan lebih mudah dikendalikan di mode tembak.
Presiden Kalashnikov Concern Alan Lushnikov mengatakan versi AK-12 yang mulai beroperasi tahun 2018 akan memiliki mode non-aktif burst cut-off atau pelepasan dua putaran. Senapan ini juga akan kontrol tembak dua arah dan penopang dada.
"Dalam waktu sesingkat mungkin, kami memilih solusi teknis, membuat prototipe dan mendemonstrasikannya pada perwakilan Kementerian Pertahanan Rusia," kata Lushnikov pada RIA, Rabu (21/9/2022).
Ia tidak mengatakan kapan senjata yang sudah dipercanggih ini mulai beroperasi. Lushnikov hanya mengatakan kini sedang tahap dokumentasi perancangan.
Senapan laras panjang AK-12 dikembangkan Kalashnikov yang banyak membuat senjata untuk Angkatan Bersenjata Rusia. Kaliber senapan ini 5.45 milimeter dan akurasinya semakin baik dibandingkan versi sebelumnya.
Pada 2014 lalu Amerika Serikat (AS) memberi sanksi pada produsen senjata Kalashnikov. Ketika Rusia menginvasi dan menganeksasi Crimea, di Ukraina. Uni Eropa dan Inggris meningkatkan sanksi mereka pada Kalashnikov Concern tahun ini.
Pada 24 Februari lalu Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar invasi yang ia sebut "operasi militer khusus" ke Ukraina. Sementara Kiev menuduh Moskow menggelar penaklukan gaya imperial untuk merebut negara tetangganya yang pro-Barat.