REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas menuding Israel dengan sengaja menghambat kemajuan, bahkan menghancurkan solusi dua negara. Dia menilai Israel tak bisa lagi dianggap sebagai mitra yang dapat diandalkan dalam proses perdamaian.
Abbas mengatakan, Israel telah bertindak dengan “impunitas total” terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Ia mengungkapkan, kepercayaan warga Palestina pada prospek perdamaian mengalami kemunduran.
“(Israel) melalui kebijakannya yang direncanakan dan disengaja, menghancurkan solusi dua negara. Ini membuktikan dengan tegas bahwa Israel tidak percaya pada perdamaian. Oleh karena itu, kami tidak lagi memiliki mitra Israel yang dapat kami ajak bicara,” kata Abbas saat berpidato di Majelis Umum PBB, Jumat (23/9), dikutip laman Al Arabiya.
Dia mengungkapkan, Israel terlibat dalam kampanye perampasan tanah di wilayah pendudukan Palestina dan memberikan militer “kebebasan total” untuk membunuh atau menggunakan kekuatan berlebihan terhadap warga Palestina. “Inilah kebenarannya: mereka adalah rezim apartheid,” ucap Abbas.
Dalam menuntut masyarakat internasional meminta Israel bertanggung jawab atas pembantaian yang telah mereka lakukan, Abbas menuduh anggota PBB “melindungi Israel” dari pertanggungjawaban semacam itu. Dia menegaskan kembali posisi Palestina bahwa kasus Israel dibawa ke Mahkamah Pidana Internasional. Hal itu agar Israel dipaksa “memikul tanggung jawab hukum, politik, moral dan keuangannya”.
Pernyataan Abbas muncul sehari setelah Perdana Menteri Israel Yair Lapid menyinggung tentang solusi dua negara dalam pidatonya di Majelis Umum PBB. Lapid mengembuskan harapan bahwa solusi dua negara masih bisa direalisasikan. “Kesepakatan dengan Palestina, berdasarkan dua negara untuk dua bangsa, adalah hal yang tepat untuk keamanan Israel, untuk ekonomi Israel dan untuk masa depan anak-anak kita,” katanya, Kamis (23/9/2022).
Lapid menambahkan kesepakatan apa pun akan dikondisikan pada negara Palestina yang damai dan tidak mengancam keamanan Israel. Lapid menjadi pemimpin Israel pertama yang menyinggung kembali tentang solusi dua negara Israel-Palestina di Majelis Umum PBB selama bertahun-tahun.
Palestina telah mundur dari perundingan damai dengan Israel yang dimediasi Amerika Serikat (AS) pada Desember 2017. Langkah itu diambil setelah mantan presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Palestina menilai AS tidak menjadi mediator yang netral karena terbukti membela atau mendukung kepentingan politik Israel.