REPUBLIKA.CO.ID, KHARKIV -- Saksi mata mengatakan mendengar tiga suara ledakan di Kota Kharkiv, Ukraina. Tidak lama setelah itu listrik padam.
"Tidak ada lampu di sebagai kota, informasi mengenai korban sedang ditentukan," kata Wali Kota Kharkiv Ihor Terekhov di saluran aplikasi kirim pesan Telegram, Selasa (27/9/2022). Ia juga melaporkan serangan keempat.
Terekhov mengatakan infrastruktur kota terkena tembakan dan pihak berwenang sedang bekerja untuk mengembalikan aliran listrik secepat mungkin. Pada 9 September lalu serangan roket ke Kharkiv melukai setidaknya 10 orang. Pejabat Ukraina mengatakan serangan itu balas dendam atas keberhasilan pasukan Ukraina di medan pertempuran melawan Rusia.
Sebelumnya Amerika Serikat (AS) memperingatkan "konsekuensi yang mengerikan" bila Moskow menggunakan senjata nuklir di Ukraina. Peringatan ini disampaikan usai Menteri Luar Negeri Rusia mengatakan wilayah Ukraina yang dianeksasi lewat referendum akan mendapatkan perlindungan penuh dari Moskow.
Parlemen Rusia dapat bergerak untuk meresmikan aneksasi wilayah-wilayah itu dalam hitungan hari. Dengan memasukan wilayah Luhansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia ke Rusia maka Moskow dapat memperlakukan upaya untuk merebut kembali wilayah-wilayah itu sebagai serangan ke Rusia.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan Washington akan merespon setiap penggunaan nuklir Rusia terhadap Ukraina. Ia memperingatkan "konsekuensi mengerikan" bila Rusia menggunakan senjata nuklir.
"Bila Rusia melewati batas, akan akan konsekuensi mengerikan bagi Rusia, Amerika Serikat akan meresponsnya dengan menyakinkan," kata Sullivan pada program Meet the Press stasiun televisi NBC, Ahad (25/9/2022) lalu.