REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA -- Pemerintah Republik Ceko akan memperketat pemeriksaan di wilayah perbatasannya dengan Slovakia. Hal itu dilakukan menyusulnya melonjaknya angka migran gelap yang memasuki negara tersebut.
"Kontrol perbatasan akan diperkenalkan kembali di 27 bekas pos pemeriksaan perbatasan di sepanjang perbatasan dengan Slovakia setidaknya selama 10 hari," kata kepolisian nasional Ceko dalam sebuah pernyataan lewat akun Twitter resminya, Selasa (27/9/2022).
Menurut kepolisian nasional Ceko, pengetatan kontrol perbatasan itu bakal diterapkan pada tengah malam antara Rabu dan Kamis pekan ini. Kepolisian nasional Ceko mengungkapkan, mereka telah menangkap 9.500 migran gelap antara awal Juni hingga pekan lalu. Jumlah itu meningkat tajam karena sepanjang 2021, Ceko hanya menahan 1.330 migran ilegal.
Perdana Menteri Ceko Petr Fiala mengatakan, sebagian besar migran ilegal yang berhasil ditangkap sejak Juni hingga pekan lalu merupakan warga Suriah. Menurut Fiala, para migran tersebut hanya transit ke Ceko sebelum melanjutkan perjalanannya ke negara-negara Uni Eropa lainnya.
"Kami harus mengambil tindakan pencegahan ini untuk melawan situasi jangka panjang dan mencegah migran ilegal mengambil rute ini," kata Fiala saat menjelaskan tentang penerapan kontrol perbatasan negaranya dengan Slovakia dalam konferensi pers.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Slovakia Zuzana Eliasova mengatakan, negaranya menghormati keputusan pemerintah Ceko. Namun dia menyebut, masalah arus migran ilegal harus dibahas di tingkat Uni Eropa.
Republik Ceko dan Slovakia adalah anggota zona Schengen bebas paspor Uni Eropa. Pemeriksaan perbatasan antara kedua negara dihapuskan ketika mereka bergabung dengan zona Schengen pada 2007 lalu.