REPUBLIKA.CO.ID., ISTANBUL -- Mendukung kesepakatan gandum yang ditandatangani pada Juli di Istanbul, China mengatakan kepada PBB bahwa langkah tersebut telah menunjukkan bahwa “diplomasi dapat membuahkan hasil dan membawa harapan”, meski dalam situasi konflik.
Komentar dari Beijing datang selama briefing di Dewan Keamanan PBB terkait Ukraina pada Selasa (27/9/2022).
Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun mengatakan: “Penandatanganan inisiatif biji-bijian telah menunjukkan bahwa bahkan dalam situasi konflik, diplomasi dapat membuahkan hasil dan membawa harapan.”
Turki, PBB, Rusia, dan Ukraina menandatangani perjanjian di Istanbul pada 22 Juli untuk melanjutkan ekspor gandum dari tiga pelabuhan Ukraina di Laut Hitam, yang dihentikan sementara setelah dimulainya perang Rusia-Ukraina pada Februari.
Pusat Koordinasi Gabungan berisi pejabat dari tiga negara dan PBB didirikan di Istanbul untuk mengawasi pengiriman tersebut.
Sejak kapal pertama meninggalkan Ukraina berdasarkan kesepakatan pada 1 Agustus, lebih dari 215 kapal dengan lebih dari 5 juta ton produk pertanian telah meninggalkan pelabuhan Ukraina.
Zhang mengatakan tugas DK PBB adalah untuk "mendorong para pihak untuk membuka pintu bagi penyelesaian politik sesegera mungkin."
Dia menambahkan itu harus mencakup "kekhawatiran sah masing-masing dalam negosiasi, dan untuk menempatkan semua opsi yang layak di atas meja."
Perang selama tujuh bulan Rusia di Ukraina telah menewaskan dan melukai ribuan orang dan memicu migrasi jutaan orang. Ini juga telah mengacaukan pasokan energi global.
Diplomat China di PBB mengatakan perdamaian harus diupayakan dan ditegakkan oleh semua pihak.
“Konfrontasi blok, isolasi politik, sanksi, dan tekanan hanya akan mengarah pada jalan buntu,” ujar dia.
“Dewan Keamanan, sebagai inti dari mekanisme keamanan kolektif internasional, harus menggunakan sepenuhnya alat mediasi yang diberikan oleh Piagam, dan tetap pada arah yang benar dari gencatan senjata dan pembicaraan damai,” kata Zhang.
Zhang menekankan "posisi dan proposisi" China tentang masalah Ukraina "konsisten dan jelas."
“Kedaulatan dan integritas wilayah semua negara harus dihormati, tujuan dan prinsip Piagam PBB harus diperhatikan,” tutur dia.