REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Air setinggi pinggang membanjiri beberapa lingkungan tepi sungai dan daerah lain di Thailand pada Kamis (29/9/2022). Curah hujan terberat sekitar 22 sentimeter dalam 24 jam tercatat di provinsi timur laut Ubon Ratchathani dengan lebih dari 5.000 orang dipindahkan ke tempat penampungan di dataran lebih tinggi. Satu orang dilaporkan meninggal dunia dan dua terluka akibat tumbangnya pohon di provinsi Sisaket.
Sisa-sisa Badai Tropis Noru melaju ke Thailand semalam setelah menghantam Vietnam tengah. Kondisi itu menyebabkan pemadaman dan meniup atap dan papan reklame. Tidak ada korban yang segera dilaporkan di Vietnam.
Sedangkan di Thailand, menurut Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana, lebih dari 10.000 rumah tangga terkena dampak banjir. Petugas penyelamat mengarungi air setinggi pinggang untuk mendistribusikan makanan dan paket perawatan kepada orang-orang yang terperangkap di dalam rumahnya.
Provinsi Nonthaburi yang berbatasan dengan ibu kota Bangkok menghadapi luapan dari Sungai Chao Phraya yang membanjiri beberapa lingkungan tepi sungai. Para pejabat mengatakan, lebih banyak karung pasir akan disediakan untuk membantu menahan air banjir.
Departemen Meteorologi Thailand mengatakan, badai Noru semakin melemah tetapi memperingatkan bahwa hujan muson musiman akan terus berlanjut. Kondisi ini menambah situasi yang sudah tergenang air di sebagian besar negara menjadi lebih kritis. Saat hujan terus turun, beberapa bendungan juga melepaskan air untuk mencegah luapan, mempengaruhi lahan pertanian dataran rendah dan masyarakat di hilir.
Sebelum menghantam Vietnam, Noru adalah topan kuat yang menyebabkan delapan kematian di Filipina. Korban ini termasuk lima penyelamat yang tenggelam saat mencoba menyelamatkan orang dari naiknya air banjir.