REPUBLIKA.CO.ID., PBB -- Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat untuk membahas kebocoran pipa gas Nord Stream di bawah Laut Baltik yang menurut Uni Eropa adalah "hasil dari tindakan yang disengaja."
Dewan beranggotakan 15 negara itu akan mengadakan rapat pada Jumat (30/9/2022) atas permintaan dari Rusia, menurut para diplomat.
Beberapa pemimpin Eropa menuduh Rusia sebagai penyebab ledakan dan menggambarkan kebocoran itu sebagai akibat dari "sabotase."
Rusia pun membantah bertanggung jawab atas kejadian tersebut, dan Kremlin mengatakan bahwa tuduhan tentang keterlibatan Rusia dalam dugaan sabotase ini adalah tindakan yang "dapat diprediksi, tidak masuk akal dan bodoh."
Badan energi Denmark pada Selasa mengonfirmasi tiga kebocoran pada pipa gas Nord Stream 1 dan Nord Stream 2. Pipa Nord Stream 2 milik Rusia, yang berasal dari Rusia dan melewati bawah Laut Baltik ke Jerman, dibangun untuk menggandakan volume penyaluran gas ke Eropa.
Namun, segera setelah pembangunan selesai, Jerman memutuskan untuk menghentikan operasi setelah dimulainya perang Rusia di Ukraina pada Februari ini. Lalu Rusia menghentikan aliran gas via pipa Nord Stream 1 pada 31 Agustus lalu.