REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris mengatakan mereka tidak akan pernah mengakui referendum yang diadakan di empat wilayah Ukraina untuk bergabung dengan Rusia baru-baru ini.
Perdana Menteri Inggris Liz Truss mengatakan dirinya telah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk menekankan dukungan Inggris terhadap Ukraina terkait referendum palsu Rusia.
Truss mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah sekali lagi bertindak melanggar hukum internasional dengan jelas mengabaikan kehidupan rakyat Ukraina.
"Inggris tidak akan pernah mengabaikan kehendak kedaulatan rakyat Ukraina dan kami tidak akan pernah menerima wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia sebagai apa pun, selain wilayah Ukraina. Putin tidak dapat diizinkan untuk mengubah perbatasan internasional menggunakan kekerasan. Kami akan memastikan dia kalah dalam perang ilegal ini" kata Truss, Jumat (30/9/2022).
Pada 23-27 September, wilayah separatis Ukraina di Donetsk dan Luhansk serta bagian Zaporizhzhia dan Kherson yang dikuasai Rusia mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia. Referendum telah dikutuk secara luas oleh komunitas internasional, di mana negara-negara Eropa dan AS mengatakan mereka tidak akan mengakui hasil referendum itu.
Rusia mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk pada 21 Februari, hanya beberapa hari sebelum dimulainya perang Ukraina.