REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Otoritas Rusia membuka penyelidikan soal kasus “terorisme internasional” atas kebocoran gas Nord Stream baru-baru ini, lapor media lokal pada pekan ini.
Pihak berwenang akan menyelidiki insiden itu sebagai “tindakan terorisme internasional,” menurut laporan media Rusia. Tiga kebocoran dikonfirmasi di pipa gas Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 di bawah Laut Baltik.
Sebelumnya pada hari itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kebocoran itu adalah "masalah besar bagi Rusia" dan hilangnya aset berharga. Dia juga menolak tuduhan keterlibatan Rusia dalam insiden itu, dan menyebut tuduhan tersebut adalah "dapat diprediksi, tidak masuk akal, dan bodoh."
Pipa Nord Stream 2 milik Rusia, yang berasal dari Rusia dan melewati bawah Laut Baltik ke Jerman, dibangun untuk meningkatkan volume penyaluran gas. Namun, segera setelah pembangunan selesai, Jerman memutuskan untuk menghentikan operasi setelah dimulainya perang Rusia di Ukraina Februari ini.
Rusia menghentikan aliran gas dari pipa Nord Stream 1 pada 31 Agustus lalu.