REPUBLIKA.CO.ID, BEIJINg -- Jaringan media Cina, CGTN turut memberitakan tragedi kematian 130 orang dalam peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Kantor berita internasional, Reuters juga melaporkan tragedi itu.
Reuters melaporkan 174 orang tewas dan 180 lainnya terluka karena terinjak-injak dalam bentrokan antara suporter dengan polisi dalam pertandingan sepak bola. Hingga Ahad (2/10/2022) sore, BBC juga telah memperbaharui jumlah korban jiwa menjadi 174.
Sementara tidak hanya melaporkan kejadian yang menewaskan ratusan orang. Aljazirah juga melaporkan perintah Presiden Joko Widodo menghentikan sementara liga sepak bola PSSI sampai evaluasi dan perbaikan pengamanan dilakukan."
Aljazirah mencatat kekerasan sudah lama menjadi masalah dalam persepakbolaan Indonesia. Tingginya rivalitas antar klub kerap memicu kekerasan antara suporter. Wartawan Aljazirah di Indonesia, Jessica Washington mengatakan, kekerasan terbaru ini bersejarah.
"Kekerasan dan kerusuhan hal yang biasa dalam pertandingan sepakbola di Indonesia, tapi tak pernah seperti ini sebelumnya," katanya.
"Ini tragedi yang bersejarah, tidak hanya untuk sepak bola Indonesia, tapi juga sepak bola di seluruh dunia, ini tragedi terbesar yang pernah terjadi dalam olahraga ini, dalam hal kekerasan suporter, dalam hal kematian suporter dalam pertandingan," katanya.
Bencana yang terjadi di stadion pernah terjadi pada tahun 1964 dalam pertandingan kualifikasi Olimpiade antara Peru dan Argentina di Stadion Nasional Lima. Bencana itu menewaskan 320 orang.
Tragedi serupa pernah terjadi di Stadion Port Said di Mesir tahun 2012, lalu. Sebanyak 74 orang tewas dalam kerusuhan. Pada tahun 1989, sebanyak 96 suporter Liverpool tewas karena stadion terlalu penuh dan pagar ambruk di Stadion Hillsborough, Sheffield.
Saluran berita terpopuler di Cina, CCTV 13 juga menurunkan laporan utamanya tentang tragedi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu malam. "Polisi setempat sedang melakukan investigasi atas peristiwa tersebut," kata pembaca berita CCTV 13 dalam versi Mandarin pada Ahad pagi.
Tidak ketinggalan, platform pesan video singkat yang populer di Cina, Kuai Shou, memperlihatkan video-video tentang peristiwa maut di kandang klub sepak bola berjuluk "Singo Edan" itu. Video-video tersebut diunggah oleh beberapa media lokal berbahasa Mandarin, seperti Tianmu Xinwen, Hongxing Xinwen, Xibeiwang Kantai, dan Shichuan Guangcha.
"Yinni tiyuchang baoli shijian", tulis Tianmu Xinwun, pada video berita yang diunggah oleh beberapa pengguna akun Kuai Shou. Judul video tersebut dalam bahasa Indonesia berarti "Tragedi Kerusuhan di Stadion Indonesia".
Tianmu Xinwun, selain itu, memberikan subjudul "127 suporter dan dua polisi tewas" dan "mayoritas korban akibat gas air mata". Media tersebut juga mengutip pernyataan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Nico Afinta.
Hanya dalam hitungan beberapa jam sejak diunggah di Kuai Shou, video-video tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan langsung viral di Cina. Negara ini memiliki jumlah warganet terbesar di dunia.