Para pengunjuk rasa telah melampiaskan kemarahan atas perlakuan terhadap perempuan dan penindasan yang lebih luas di Iran. Demonstrasi nasional dengan cepat meningkat menjadi seruan untuk menggulingkan pemerintah yang telah memimpin sejak revolusi Islam 1979.
Protes telah menarik pendukung dari berbagai kelompok etnis, termasuk gerakan oposisi Kurdi di barat laut Iran yang beroperasi di sepanjang perbatasan dengan negara tetangga Irak. Amini adalah seorang Kurdi Iran dan protes pertama kali meletus di daerah Kurdi.
Siaran televisi pemerintah Iran telah melaporkan bahwa setidaknya 41 pengunjuk rasa dan polisi telah meninggal sejak demonstrasi dimulai 17 September. Hitungan Associated Press dari pernyataan resmi oleh pihak berwenang, setidaknya 14 orang meninggal dunia dengan lebih dari 1.500 demonstran ditangkap.
Protes berlanjut di kampus Tehran University dan di lingkungan terdekat dan saksi mata mengatakan, melihat banyak gadis muda melambaikan jilbab di atas kepala mereka sebagai sikap menentang. Media sosial memuat video yang konon menunjukkan protes serupa di universitas Mashhad dan Shiraz, meski tidak dapat diverifikasi keaslian video itu secara independen.
Tidak ada laporan resmi langsung tentang demonstrasi pada akhir pekan, meskipun beberapa di media sosial mengatakan protes telah dilanjutkan di universitas-universitas di Teheran dan Mashhad. Pada sore hari, para saksi mata mengatakan, keamanan diperketat di daerah dekat Tehran University dan lingkungan sekitarnya di pusat kota ketika ratusan polisi anti huru hara dan pakaian preman dengan mobil dan sepeda motor ditempatkan di persimpangan dan alun-alun. Toko-toko dan bisnis lokal tampak buka seperti biasa.