REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Maskapai penerbangan Mahan Air memastikan bahwa ancaman bom di dalam pesawatnya dari Tehran, Iran, menuju Guangzhou, China, merupakan informasi palsu. Pesawat tersebut telah mendarat dengan selamat, demikian Mahan Air, di akun Twitternya, Senin (3/10/2022).
Mahan Air menganggap ancaman palsu tersebut terjadi di tengah situasi internasional dan dalam negeri Iran yang bertujuan untuk mengganggu keamanan dan perdamaian. Kantor pusat maskapai penerbangan swasta Iran di Tehran tersebut menerima laporan adanya ancaman bom di pesawatnya pada Senin.
Pihak Bandar Udara Internasional Baiyun, Guangzhou, berinisiatif melakukan tanggap darurat setelah menerima laporan ancaman bom pada pesawat bernomor penerbangan W5081 yang terbang dari Tehran. Petugas tidak menemukan kejanggalan apa pun di pesawat yang mendarat di Guangzhou pada pukul 17.00 waktu setempat (16.00 WIB) dan malamnya sudah harus kembali sesuai jadwal, demikian media China.
Saat berada di wilayah udara India, Mahan Air menghubungi Pengendali Lalu Lintas Udara (ATC) Bandara New Delhi karena menerima ancaman bom. Pilot pesawat tersebut meminta izin melakukan pendaratan darurat di New Delhi.
ATC New Delhi menyarankan pesawat tersebut mengalihkan tujuan ke Jaipur, namun pilot menolak hingga meninggalkan wilayah udara India, seperti dilaporkan Asian News International (ANI). Angkatan Udara India menerbangkan jet tempur setelah menerima informasi ancaman bom pada pesawat Iran tersebut.
Lalu AU India mendapatkan informasi dari Tehran agar mengabaikan ancaman tersebut dan Mahan Air melanjutkan perjalanannya. Sebagaimana grafik lintasan udara flightradar24.com, pesawat Mahan Air sempat terlihat terbang berputar-putar di wilayah udara India sebelum melanjutkan perjalanan ke China.