REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berbicara melalui telepon. Gedung Putih menyatakan, kedua pemimpin itu mengutuk uji coba rudal balistik Korea Utara (Korut) karena membahayakan rakyat Jepang.
AS pun telah meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk bertemu membahas Korea Utara pada Rabu (5/10/2022). Namun para diplomat mengatakan, China dan Rusia menentang diskusi publik oleh badan beranggotakan 15 orang itu.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk peluncuran itu sebagai tindakan sembrono dan melanggar resolusi DK PBB. Sanksi telah dijatuhkan pada program senjata Korea Utara. Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, itu adalah keprihatinan serius bahwa Pyongyang sekali lagi mengabaikan penerbangan internasional dan keselamatan maritim.
Uji coba terbaru pada Selasa (4/10/2022), adalah rudal Korut pertama yang mengikuti lintasan di atas Jepang sejak 2017. Penerbangannya diperkirakan 4.600 km dan menjadi terpanjang dalam uji coba Korut yang biasanya lebih ditinggikan ke luar angkasa untuk menghindari terbang di atas negara-negara tetangga.
Kepala Staf Gabungan Korsel mengatakan, uji coba itu tampaknya merupakan rudal balistik jarak menengah (IRBM) yang diluncurkan dari Provinsi Jagang Korut. Pyongyang telah melakukan beberapa tes baru-baru ini dari sana, termasuk beberapa rudal yang dikatakan "hipersonik".
Mantan perwira Angkatan Laut Korsel yang mengajar di Kyungnam University Kim Dong-yup menyatakan, rincian awal menunjukkan bahwa rudal itu mungkin adalah IRBM Hwasong-12. Rudal itu juga diluncurkan Korut pada 2017 sebagai bagian dari rencana untuk menyerang pangkalan militer AS di Guam. Hwasong-12 pada tes 2017 juga melintasi Jepang, dan Kim mencatat bahwa itu juga diuji coba dari Jagang pada Januari.
Sebagai tanggapan peluncuran terbaru ini, pesawat tempur AS dan Korsel (Korsel) berlatih membom target di Yellow Sea. Sedangkan jet tempur dari AS dan Jepang juga melakukan latihan bersama di atas Laut Jepang.
Sebuah kapal induk AS melakukan kunjungan pelabuhan di Korea Selatan untuk pertama kalinya sejak 2018 pada 23 September, dan Korut telah melakukan lima peluncuran dalam 10 hari terakhir. Pada periode tersebut juga terlihat latihan bersama oleh AS, Korsel, dan Jepang, dan kunjungan ke perbatasan berbenteng antara Korea oleh Wakil Presiden AS Kamala Harris. Korea Utara menuduh Washington dan sekutunya mengancamnya dengan latihan dan peningkatan pertahanan.