REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Perang seharusnya ditangani di Ukraina sehingga tidak akan merembet ke negara lainnya, kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, seperti dikutip seorang pejabat Uni Eropa.
Zelenskyy, menurut sumber tersebut, mengeluarkan peringatan itu saat berbicara pada KTT Komunitas Politik Eropa (EPC) pertama yang berlangsung di ibu kota Ceko, Praha, pada Kamis (6/10/2022).
KTT itu dihadiri oleh para pemimpin dari 44 negara, yaitu 27 negara anggota Uni Eropa (EU) dan 17 negara di Eropa --termasuk Turki, Inggris, Serbia, dan Ukraina.
Zelenskyy, yang dapat berbicara dengan para mitranya hanya melalui tautan video, menyebut pertemuan tersebut sebagai ajang untuk memulihkan perdamaian di Eropa, kata pejabat EU itu.
Baca juga : Kejaksaan Agung Periksa Susi Pudjiastuti Terkait Kasus Impor Garam
Presiden Ukraina juga mendesak mitra-mitranya di Eropa untuk menjadi pelopor perdamaian, ujar pejabat tersebut kepada para wartawan di Brussels.
Presiden menggarisbawahi bahwa Ukraina tidak pernah menginginkan perang, namun kini terpaksa berurusan dengan Rusia, yang menolak perdamaian dan ingin merebut kembali perbatasan Eropa, kata sumber itu.
Menurut Zelenskyy, Ukraina adalah medan perang pertama, namun menuding Rusia telah membunuh orang-orang di Eropa, juga melakukan pemerasan lewat harga pangan dan ancaman nuklir untuk memecah persatuan di benua tersebut.
Ia juga menekankan bahwa perang harus dimenangkan di Ukraina sehingga tidak akan merembet ke negara lainnya, kata sumber.
Baca juga : Polisi Ukraina Temukan 500 Lebih Jenazah di Kharkiv
Pemimpin Ukraina itu juga meminta supaya pengadilan internasional dibentuk untuk membawa keadilan atas kejahatan perang dan membuat Rusia membayar ganti rugi atas perang.
KTT EPC diselenggarakan oleh pemerintah Ceko, yang kini memegang presidensi Dewan Uni Eropa.