REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG - Korea Utara (Korut) pada Sabtu (8/10/2022) mengatakan uji coba rudalnya untuk pertahanan diri terhadap ancaman militer langsung Amerika Serikat (AS). Menurut pemerintah yang dipimpin Kim Jong-un, uji coba rudal tidak membahayakan keselamatan negara dan wilayah negara tetangganya.
Korut melakukan enam peluncuran rudal dalam 12 hari pada pekan ini saja. Peluncuran itu termasuk meluncurkan rudal jarak menengah di atas udara Jepang pada Selasa lalu.
"Uji coba rudal kami adalah tindakan pertahanan diri yang normal dan terencana untuk melindungi keamanan negara kami dan perdamaian regional dari ancaman langsung militer AS," kata media pemerintah Korea Central News Agency (KCNA), mengutip juru bicara administrasi penerbangan, Sabtu.
KCNA mengatakan, uji coba rudal tidak menimbulkan ancaman atau bahaya apapun terhadap keselamatan penerbangan sipil serta keselamatan negara dan wilayah tetangga. Uji coba dilakukan dengan mempertimbangkan keselamatan penerbangan sipil terlebih dahulu.
"Pesan itu sebagai tanggapan terhadap Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional yang mengutuk peluncuran rudal Korea Utara karena menimbulkan risiko keselamatan yang serius bagi penerbangan sipil internasional," kata KCNA.
Kementerian Pertahanan Korut memperhatikan dengan tegas perkembangan situasi saat ini, yang sangat mengkhawatirkan. Hal ini merujuk mengenai latihan AS-Korea Selatan yang melibatkan kapal induk AS bertenaga nuklir USS Ronald Reagan.
AS dan Korea Selatan mengadakan latihan maritim bersama pada Jumat, sehari setelah Seoul mengerahkan jet tempur sebagai reaksi atas latihan pengeboman Korut. AS juga mengumumkan sanksi baru pada Jumat sebagai tanggapan atas peluncuran rudal terbaru Korut.