REPUBLIKA.CO.ID, VILNIUS -- Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan, Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) harus berbuat lebih banyak untuk melindungi diri dari ancaman Rusia dan Vladimir Putin. Sebab menurutnya, mereka tidak tahu seberapa jauh delusi “kehebatan” Putin dapat berjalan.
“Satu hal yang pasti: situasi saat ini berarti kita perlu berbuat lebih banyak bersama-sama,” kata Lambrecht saat mengunjungi pasukan Jerman yang dikerahkan di Lithuania, Sabtu (8/10/2022).
Dia menyampaikan, agresi Rusia di Ukraina kian brutal dan tidak bermoral. “Ancaman senjata nuklir Rusia menunjukkan bahwa pihak berwenang Rusia tidak keberatan,” ucapnya.
Lambrecht telah meresmikan pusat komando permanen Jerman di Lithuania pada Jumat (7/10/2022) lalu. Ia mengungkapkan, hal itu akan membantu pemindahan satu brigade pasukan dari Jerman ke Lithuania dalam 10 hari jika diperlukan. Satu brigade NATO terdiri dari 3.000-5.000 tentara.
Lambrecht mengatakan latihan yang sering dilakukan di Lithuania akan membantu pemindahan pasukan dengan cepat jika diperlukan. Nantinya mereka bakal bergabung dengan 1.000 tentara yang disiagakan secara permanen di Lithuania. “Kami mendukung sekutu kami,” ujar Lambrecht.
“Kami telah mendengar ancaman Rusia terhadap Lituania yang menerapkan sanksi Eropa di perbatasan dengan Kaliningrad. Ini bukan ancaman pertama, dan kita harus menanggapinya dengan serius dan bersiap-siap,” kata Lambrecht.
Jerman mengerahkan pasukan pertamanya ke Lithuania, di perbatasan Rusia, pada 2017. Langkah itu diambil setelah Rusia mencaplok Semenanjung Krimea Ukraina pada 2014. Pada Juni lalu, Berlin setuju untuk meningkatkan misi secara signifikan sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari lalu.