Senin 10 Oct 2022 06:32 WIB

Buruh Perusahaan Energi di Prancis Lanjutkan Mogok Kerja

Mogok kerja mengganggu operasi di empat kilang utama di Prancis.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Kilang minyak. Mogok kerja yang digelar serikat buruh Prancis  Confederation Generale du Travail (CGT) di kilang minyak ExxonMobil dan TotalEnergies berlanjut hingga Ahad (9/10/2022).
Foto: AP News
Kilang minyak. Mogok kerja yang digelar serikat buruh Prancis Confederation Generale du Travail (CGT) di kilang minyak ExxonMobil dan TotalEnergies berlanjut hingga Ahad (9/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Mogok kerja yang digelar serikat buruh Prancis  Confederation Generale du Travail (CGT) di kilang minyak ExxonMobil dan TotalEnergies berlanjut hingga Ahad (9/10/2022). Kedua perusahaan tersebut mengkonfirmasi aksi tersebut.

"Berlanjut di mana-mana," kata perwakilan CGT, sambil menambahkan tidak ada kontak dari TotalEnergies sejak serikat meminta bos perusahaan itu negosiasi upah pada Sabtu (8/10/2022) .  

Baca Juga

Lebih dari seperlima pom bensin di Prancis mengalami masalah pasokan pada akhir pekan. Sementara mogok kerja mengganggu operasi di empat kilang utama di negara itu.

Aksi mogok kerja buruh Prancis sebagai upaya menuntut perbaikan upah di tengah inflasi tinggi. Tidak hanya buruh, berbagai kalangan juga memprotes inflasi tinggi.

Sebelumnya dilaporkan Sekelompok intelektual Prancis termasuk peraih Hadiah Nobel Sastra Annie Ernaux mengajak masyarakat turun ke jalan memprotes kenaikan harga sementara perusahaan-perusahaan mendapatkan keuntungan tak terduga. Mereka menuduh Presiden Emmanuel Macron tidak banyak membantu masyarakat.

"Emmanuel Macron menggunakan inflasi untuk memperlebar kesenjangan kekayaan, untuk mendorong pendapatan modal saat mengabaikan sisanya," kata 69 penulis, sutradara, dan dosen yang menandatangani ajakan yang dirilis Journal Du Dimanche, Ahad (9/10/2022).

"Ini tentang kehendak politik," kata teks yang juga ditandatangani Ernaux, perempuan Prancis pertama yang memenangkan Hadiah Nobel Sastra.

Teks tersebut mengatakan pemerintah tidak berbuat cukup dalam mengatasi lonjakan harga energi dan menolak menaikan pajak pada perusahaan yang mendapatkan keuntungan tak terduga karena inflasi tinggi.

Inflasi Prancis yang tajam tahun ini sebagian karena perang di Ukraina, masih paling rendah diantara negara-negara zona euro dalam beberapa bulan terakhir. Pemerintah Prancis menerapkan kebijakan mulai dari membekukan harga bahan bakar sampai subsidi khusus untuk menahan lonjakan harga.

Penandatangan mengajak masyarakat untuk turun ke jalan pada 16 Oktober. Protes ini digelar gerakan politik La France Insoumise. Gerakan itu mempromosikan demonstrasi sebagai "perlawanan terhadap kenaikan biaya hidup dan tidak adanya tindakan dalam perubahan iklim." 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement