Senin 10 Oct 2022 07:33 WIB

185 Orang Tewas Selama Aksi Protes Kematian Mahsa Amini di Iran

Meski ada tindakan represif dari aparat keamanan, warga Iran tetap melanjutkan aksi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Pada hari Senin, 19 September 2022, foto yang diambil oleh individu yang tidak dipekerjakan oleh Associated Press dan diperoleh AP di luar Iran, sepeda motor polisi dan tempat sampah dibakar saat protes atas kematian Mahsa Amini, 22 -wanita berusia tahun yang telah ditahan oleh polisi moral bangsa, di pusat kota Teheran, Iran. Pertemuan massal spontan hingga demonstrasi yang tersebar terus-menerus telah berlangsung di tempat lain di Iran, ketika protes nasional atas kematian seorang wanita muda dalam tahanan polisi moral memasuki minggu keempat mereka.
Foto: AP Photo
Pada hari Senin, 19 September 2022, foto yang diambil oleh individu yang tidak dipekerjakan oleh Associated Press dan diperoleh AP di luar Iran, sepeda motor polisi dan tempat sampah dibakar saat protes atas kematian Mahsa Amini, 22 -wanita berusia tahun yang telah ditahan oleh polisi moral bangsa, di pusat kota Teheran, Iran. Pertemuan massal spontan hingga demonstrasi yang tersebar terus-menerus telah berlangsung di tempat lain di Iran, ketika protes nasional atas kematian seorang wanita muda dalam tahanan polisi moral memasuki minggu keempat mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Organisasi Iran Human Rights mengatakan, setidaknya 185 orang telah tewas selama aksi unjuk rasa memprotes kematian Mahsa Amini berlangsung hampir sebulan di Iran. Meski ada tindakan represif dari aparat keamanan, warga Iran tetap melanjutkan aksinya.

“Setidaknya 185 orang, termasuk setidaknya 19 anak-anak, tewas dalam protes nasional di seluruh Iran. Jumlah pembunuhan tertinggi terjadi di provinsi Sistan dan Baluchistan dengan setengah dari jumlah yang tercatat,” kata Iran Human Rights dalam sebuah pernyataan, Ahad (9/10/2022).

Baca Juga

Sejumlah video terbaru yang diunggah dan dibagikan di media sosial menunjukkan bahwa unjuk rasa memprotes kematian Mahsa Amini masih berlangsung di belasan kota di Iran, termasuk ibu kota Teheran. Siswi sekolah dan mahasiswi turut berpartisipasi dalam demonstrasi tersebut. Menurut Iran Human Rights, terdapat banyak kasus aparat keamanan Iran menggunakan peluru tajam untuk memecah dan membubarkan massa aksi.

Pekan lalu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menuding Amerika Serikat (AS) dan Israel menjadi pengatur dan penyokong gelombang demonstrasi yang kini tengah berlangsung di negaranya. Dalam komentar pertamanya, Khamenei mengungkapkan, kematian Mahsa Amini merupakan insiden pahit. “Itu sangat menghancurkan hati saya,” ucapnya, 3 Oktober lalu.

Namun dia tak menaruh simpati pada kerusuhan yang terjadi selama aksi unjuk rasa memprotes kematian Mahsa Amini berlangsung. Menurutnya, kerusuhan tersebut memang “direncanakan”. Khamenei menuding AS dan Israel dalang di balik hal tersebut. 

Oleh sebab itu, Khamenei mendukung aksi tegas aparat keamanan dalam menindak pengunjuk rasa yang melakukan kerusuhan. “Tugas pasukan keamanan kami, termasuk polisi, adalah untuk memastikan keselamatan bangsa Iran. Mereka yang menyerang polisi membuat warga Iran tidak berdaya melawan preman, perampok, dan pemeras,” kata Khamenei.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement