Banyak pekerja jasa menemukan kondisi kerja dan upah yang lebih baik di bidang lain selama dua tahun terakhir. Kondisi ini membuat warga yang sudah beralih pekerjaan kembali kepada pekerjaan di industri pariwisata mungkin sulit.
"Industri perhotelan sangat terkenal dengan upah rendah, jadi jika pemerintah menghargai pariwisata sebagai industri utama, dukungan keuangan atau subsidi mungkin diperlukan," kata seorang konsultan perusahaan pariwisata yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Firma riset pasar Teikoku Databank mengatakan, hampir 73 persen hotel di seluruh negeri mengatakan kekurangan pekerja tetap pada Agustus, naik dari sekitar 27 persen setahun sebelumnya. Sebuah kota danau di kaki Gunung Fuji Kawaguchiko menemukan penginapan mengalami kesulitan staf sebelum pandemi di tengah pasar tenaga kerja Jepang yang ketat. Mereka juga mengantisipasi kemacetan serupa sekarang.
Sentimen itu digaungkan oleh Akihisa Inaba, manajer umum di resor mata air panas Yokikan di Shizuoka, Jepang tengah. Dia mengatakan, kekurangan staf selama musim panas berarti pekerja harus mengorbankan waktu istirahat.
"Secara alami, kekurangan tenaga kerja akan menjadi lebih terasa ketika perjalanan masuk kembali. Jadi, saya tidak begitu yakin kita bisa sangat gembira," kata Inaba.