Senin 10 Oct 2022 18:35 WIB

Ukraina: Masalah Rusia Harus Diselesaikan dengan Kekuatan

Ukraina sebut permasalahan Rusia harus diselesaikan dengan kekuatan

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Api dan asap membubung dari Jembatan Krimea yang menghubungkan daratan Rusia dan semenanjung Krimea di atas Selat Kerch, di Kerch, Krimea, Sabtu, 8 Oktober 2022. Pihak berwenang Rusia mengatakan sebuah bom truk telah menyebabkan kebakaran dan runtuhnya sebagian jembatan yang menghubungkan Rusia -mencaplok Krimea dengan Rusia. Tiga orang telah tewas. Jembatan itu adalah arteri pasokan utama bagi upaya perang Moskow yang goyah di Ukraina selatan.
Foto: AP Photo
Api dan asap membubung dari Jembatan Krimea yang menghubungkan daratan Rusia dan semenanjung Krimea di atas Selat Kerch, di Kerch, Krimea, Sabtu, 8 Oktober 2022. Pihak berwenang Rusia mengatakan sebuah bom truk telah menyebabkan kebakaran dan runtuhnya sebagian jembatan yang menghubungkan Rusia -mencaplok Krimea dengan Rusia. Tiga orang telah tewas. Jembatan itu adalah arteri pasokan utama bagi upaya perang Moskow yang goyah di Ukraina selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV --  Kepala kantor kepresidenan Ukraina Andriy Yermak mengatakan serangan roket Rusia ke berbagai kota di Ukraina memberi sinyal pada dunia. Menurutnya hal ini menandakan "permasalahan Rusia" harus diselesaikan dengan kekuatan.

"Pengecut menyerang taman bermain, anak-anak dan rakyat," kata Yermak dalam pernyataan sebelum serangan roket menghantam Kiev usai serangan rudal pada Senin (10/10/2022) dini hari.

"Ini memberi sinyal lain pada peradaban dunia bahwa permasalahan Rusia harus diselesaikan dengan kekuatan," tambahnya.

Sebelumnya dilaporkan Pejabat pemerintah Ukraina mengatakan 13 orang tewas dalam serangan ke Kota Zaporizhzhia pada Ahad (9/10/2022) dini hari. Sebanyak 60 orang yang terluka sedang dirawat di rumah sakit, termasuk enam anak-anak.

Gubernur Wilayah Zaporizhzhia Oleksandr Starukh mengatakan gedung sembilan lantai hancur sebagian dalam serangan tersebut. Lima gedung tempat tinggal dan bangunan lainnya juga hancur dalam 12 tembakan rudal Rusia.

"Mungkin banyak orang yang masih di bawah puing-puing, operasi penyelamatan sedang dilakukan di lokasi kejadian, sembilan orang sudah berhasil diselamatkan," kata Starukh di aplikasi kirim pesan Telegram.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengkonfirmasi jumlah korban. Ia berjanji siapa yang memerintahkan serangan dan melakukan serangan "tanpa belas kasihan" akan dimintai pertanggung jawabannya.

Pejabat Kota Zaporizhzhia Anatoliy Kurtev mengatakan 17 orang tewas dalam serangan ke komplek apartemen dan bangunan tinggi. Kantor berita Reuters belum dapat memverifikasi laporan itu.

Beberapa pekan terakhir kota yang terletak sekitar 52 kilometer dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang dikuasai Rusia itu kerap diserang. Pada Kamis (6/10) lalu sebanyak 18 orang tewas dalam serangan itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement